Apr 25, 2013

Skenario dalam Kehidupan

Oleh : Atep Afia Hidayat - Kehidupan indetik dengan panggung sandiwara. Ada skenario, aktor, dan sutradaranya. Seorang aktor atau aktris memiliki skenario masing-masing, dan harus diungkapkan melalui adegan serta dialog. Setiap aktor atau aktris boleh berimprovisasi dalam adegan dan dialognya, asalkan tidak menyimpang dari skenario. Jika menyimpang, maka Sang Sutradara akan berteriak, “cut…!”.

Di dalam arena kehidupan juga terdapat skenario yang sudah cukup lengkap, yang sengaja disusun oleh sang Sutradara Alam Semesta. Skenario itu mencakup adegan dan dialog yang pokok. Begitu pula, setiap insan diberikan kebebasan untuk berimprovisasi dan menyalurkan kreativitasnya, asalkan masih tetap dalam lingkup skenario atau alur cerita.

Menerapkan skenario dalam kehidupan sangat tidak mudah, banyak tantangan dan kendalanya. Oleh karena itu, hanya sebagian kecil saja manusia yang mampu melaksanakannya. Dan ironisnya, justru kebanyakan manusia seolah beranggapan, bahwa skenario bukan merupakan hal yang urgen. Kebanyakan manusia justru terlepas dari keutuhan skenario. Bahkan, banyak pula yang cukup merasa puas denga skenario imitasi.

Banyak juga manusia yang tidak menggunakan skenario dalam kehidupannya, hingga akting nya serba mendadak, tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Kemana arah melangkah pun, kurang diketahuinya. Kehidupan yang dijalani tanpa skenario, ibarat seorang pemain sandiwara yang tak memiliki naskah, bisa nyambung bagaimana, bahkan untuk sekedar berdialogpun terasa sulit. Karena ia tak mengerti apa lakon sandiwaranya, bagaimana peran yang dimainkannya, serta panggung macam apa yang dihadapinya.

Dengan demikian, tampak jelas bahwa skenario merupakan hal yang urgen, tidak bisa tidak, penerapannya merupakan sebuah keharusan. Jika tidak demikian, maka etos kehidupan akan sangat memperihatinkan. Kehidupan hanya dijalani sebagaimana adanya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Ibarat aktor atau aktris yang tak memegang skenario, atau seperti pengembara yang tak berbekal peta.

Padahal, jangka waktu untuk menjalani kehidupan sangat terbatas. Bahkan, kita tidak tahu sama sekali, kapan Surat Ijin Menghuni Dunia (SIM-D) itu akan dicabut, sedetik lagi, sejam lagi, esok, lusa atau kapan ?

Dengan senantiasa memegang skenario, paling tidak kita selalu siap dalam menghadapi berbagai adegan dan dialog. Bahkan permainan kita cukup mantap dan menyakinkan, mungkin saja akan memperoleh Piala Citra, yakni citra kita sebagai mahluk yang berhasil dalam mengarungi samudra kehidupan. Demikian pula, citra kita sebagai manusia yang manusiawi tetap bertahan. (Atep Afia)

7 comments:

  1. hidup kita ini adalah skenario dari Yang Maha Kuasa Allah SWT, ibarat film skenario ini sudah ditentukan oleh sutradara, dimana kita harus memerankan tokoh dan karakter yg sudah ditentukan dengan semaksimal mungkin. begitu juga hidup ini, kita harus memerankan peran kita sebagai umat manusia sesuai dengan pedoman yang sudah ditentukan juga, dimana kita harus menjalankan Perintah-Nya dan menjauhi segala Larangan-Nya,

    ReplyDelete
  2. skenario dalam kehidupan memang menjadi hal yang urgent dimana kita sebagai pemainnya (aktris) dituntut harus mengetahui arah, tujuan, serta bagaimana alur dari skenario hidup ini agar terciptanya kehidupan yang baik, seimbang, dan sesuai dengan rencana atau apa yang tertulis dalam skenario kehidupan

    ReplyDelete
  3. Sutrada alam semesta yaitu Allah SWT merupakan sang pencipta skenario dalam kehidupan ini. Skenario dalam kehidupan memang menjadi sesuatu yang sangat penting karena dengan tujuan agar pemainnya harus mengetahui arah, tujuan, serta bagaimana alur atau jalan ceritaa dari skenario ini agar tercipta kehidupan yang baik, sukses, seimbang, dan sesuai dengan rencana-rencana yang tertulis dalam skenario kehidupan yang telah dibuat oleh sutradara alam semesta yaitu Allah SWT.
    Maka, pahamilah skenario dalam hidup ini karena dengan tujuan paling tidak kita selalu siap dalam menghadapi berbagai adegan dan dialog sehingga dapat dikategorikan sebagai mahluk yang berhasil dalam mengarungi samudra kehidupan.

    ReplyDelete
  4. S. ALBERTUS ASEP MARIYADI - Tugas TB05

    skenario dalam kehidupan, inilah judul artikel kali ini. dilihat dari judul yang ada ini terkesan ada hal besar yang ingin diungkapkan sang penulis, keseluruhan dari isi artikel ini menggambarkan kehidupan yang ada di dunia ini. kehidupan setiap orang yang ada di dunia ini, mereka saling beradu akting menghasilkan sebaik baiknya agar peran mereka tetap dapat diterima oleh sang sutradara, mereka terus berimprovisasi agar supaya menarik sang sutradara. kehidupan nyatapun jelas tergambar pada setiap adegan yang diperankan, mereka berlomba lomba menampilkan yang terbaik, tidak jarang sang sutradara mengingatkan untuk tetap berada di jalur yang semestinya, seperti halnya kehidupan ini yang selalu diingatkan oleh sang empunya hidup, akan tetapi terkadang dari kita cenderung mengabaikannya.

    sekian, terima kasih....

    ReplyDelete
  5. S. ALBERTUS ASEP MARIYADI - Tugas TB05

    skenario dalam kehidupan, inilah judul artikel kali ini. dilihat dari judul yang ada ini terkesan ada hal besar yang ingin diungkapkan sang penulis, keseluruhan dari isi artikel ini menggambarkan kehidupan yang ada di dunia ini. kehidupan setiap orang yang ada di dunia ini, mereka saling beradu akting menghasilkan sebaik baiknya agar peran mereka tetap dapat diterima oleh sang sutradara, mereka terus berimprovisasi agar supaya menarik sang sutradara. kehidupan nyatapun jelas tergambar pada setiap adegan yang diperankan, mereka berlomba lomba menampilkan yang terbaik, tidak jarang sang sutradara mengingatkan untuk tetap berada di jalur yang semestinya, seperti halnya kehidupan ini yang selalu diingatkan oleh sang empunya hidup, akan tetapi terkadang dari kita cenderung mengabaikannya.

    sekian, terima kasih....

    ReplyDelete
  6. @B08-ARIF
    Kita hidup didunia seperti dalam sebuah film, dari mulai kita dilahirkan sampai mati sudah tertulis garis kodratnya, akan tetapi tinggal bagai mana cara kita mengisi kehidupan kita.

    ReplyDelete
  7. @B08-ARIF
    Kita hidup didunia seperti dalam sebuah film, dari mulai kita dilahirkan sampai mati sudah tertulis garis kodratnya, akan tetapi tinggal bagai mana cara kita mengisi kehidupan kita.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.