Apr 25, 2013

Strategi Memenangkan Kompetisi

Oleh : Atep Afia Hidayat - Kompetisi sebenarnya terjadi sejak mahluk hidup mengalami proses penciptaan. Kompetisi pada manusia diawali pada saat proses pembentukannya di mana ratusan juta sel sperma memperebutkan satu sel telur, dan pada proses yang normal hanya satulah pemenangnya. Kemudian sel sperma dan sel telur melebur dalam rahim sampai terbentuklah janin yang hidup.

Berikutnya dalam tempo kurang lebih satu bulan, lahirlah bayi manusia untuk segera memulai hidup baru. Saat itu terjadi perpindahan dari alam rahim yang nyaman ke alam dunia yang penuh kompetisi. Di dalam alam rahim semua kebutuhan hidup dipasok langsung dari sang ibu melalui plasenta, mulai dari air, makanan dan oksigen. Namun ketika memasuki alam dunia, pemasokan kebutuhan dasar hidup itu tidak secara langsung, tetapi mulai ada sedikit kemandirian, paling tidak harus mengunyah sendiri.

Dalam perkembangan berikutnya tingkat kemandirian itu semakin tinggi sejalan dengan menguatnya tingkat kompetisi. Memasuki usia sekolah, terjadilah kompetisi untuk mendapatkan bangku sekolah. Makin tinggi mutu sekolah tingkat kompetisi semakin ketat. Tiap jenjang sekolah sampai berujung pada perguruan tinggi, selalu terjadi kompetisi untuk memasukinya. Baik menyangkut kompetisi kemampuan akademik, kemampuan financial, kemampuan psikologis dan kemampuan lainnya. Setiap tahun ajaran baru puluhan juta anak-anak dan remaja selalu berebut bangku sekolah.

Setelah selesai sekolah pun dihadapkan pada kompetisi yang makin ketat, yaitu memperoleh pekerjaan atau membuka usaha baru. Kebanyakan lulusan perguruan tinggi kenyataannya tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya, tetapi di luar jalur pendidikan yang ditekuninya. Di sisi lainnya sebagian besar lainnya gagal dalam memperoleh pekerjaan. Adapun yang membuka usaha baru hanya sedikit saja yang benar-benar berkembang, kebanyakan mentok dan bangkrut. Ya, karena kalah dalam kompetisi.

Kompetisi terjadi di seluruh sektor kehidupan, di semua lapisan ekonomi. Untuk sekedar menjadi buruh lepas saja kompetisinya sangat ketat, tidak semua warga yang bermukim di perkebunan berhasil menjadi pekerja perkebunan. Begitu pula tidak semua warga yang bertempat tinggal di sekitar kawasan industri berhasil menjadi pekerja. Ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, baik persyaratan legal-formal maupun persyaratan tertentu. Makin tinggi kelas pekerjaan kompetisinya makin ketat, dengan persyaratan kompetensi yang makin rumit.

Bagaimana cara untuk memenangkan kompetisi ? Ya, setiap kompetisi pasti ada pemenangnya. Dalam hal ini sang pemenang adalah mereka yang memenuhi bahkan melebihi semua persyaratan.

Cara pertama ialah memiliki kompetensi yang sesuai dan di atas rata-rata. Sebagai gambaran, jika sebuah lowongan kerja mensyaratkan indek prestasi kumulatif (IPK) 3,0, maka untuk memenangkan kompetisi minimal harus memiliki IPK 3,5. Semua persyaratan yang ditentukan sebisa mungkin harus “dipenuhi”, bahkan kalau perlu “dilebihi”.

Cara kedua ialah berkompetisilah sebanyak-banyaknya, artinya kalau mencari pekerjaan jangan hanya melamar di satu tempat, kalau perlu di puluhan tempat. Kalau kompeten tentu banyak kompetisi yang bias dimenangkan.

Lantas, bagaimana jika tidak atau kurang kompeten dibidang yang sedang dikompetisikan ? Untuk sekedar mencoba dan menimba pengalaman ya boleh-boleh saja. Namun ada baiknya berkompetisi di level yang benar-benar siap. Kalau IPK 2,5 sementara persyaratan minimal IPK 3,0, ya sudah tentu akan gugur dibabak seleksi administrasi.

Ya, kompetisi terjadi dibidang apapun, bahkan sebenarnya segenap umat manusia berkompetisi untuk meraih kedudukan terbaik di sisi Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Dengan sendirinya setiap saat harus membangun kompetensi diri supaya benar-benar diterima di sisiNya. Lengkapi semua persyaratan untuk diterima di sisi Allah SWT. Oleh sebab itu buka, pelajari dan terapkan semua panduan hidup yang ditetapkanNya. Ya, kompetisi terus berlanjut, sudahkan kita kompeten ? (Atep Afia).

5 comments:

  1. menurut saya dalam berbagai kompetisi dibutuhkan sebuah bahkan lebih dari strategi. namun strategi yang terbaik adalah bagaimana memenangkan kompetisi dengan jujur dan dilandasi dengan doa serta kehendak dari Tuhan yang maha pencipta.

    ReplyDelete
  2. B10-UTOMO, TUGAS TB05

    Setuju sy dengan artikel bapak mengenai kompetisi ini terutama dalam kehidupan, utk memenangkannya kita perlu lebih sedikit dari persyaratan kompetisi yg ada, dan kompetisi sebenarnya adalah kompetisi berada yg terbaik disisi-Nya Tuhan Semesta Alam.

    ReplyDelete
  3. @C13-ROHADI, tugas Tco5

    menanggapi artikel di atas tentng tatacara berkompetisi dengan baik sangatlah sudah lengkap di jelaskan dan di jabarkan artikel di atas akan tetapi tergantung pada diri manusia masing-masing tanpa penanaman SDM yang berkualitas sejak dini manusia tidak akan tumbuh dengan penuh jiwa kompetisi yang kuat dan cerdas, perlunya dukungan dari keluarga maupun orang-orang yerdekat untuk membantu mewujudkan hal tersebut terimakasih

    ReplyDelete
  4. @c05-danu tugas tc05

    saya setuju artikel bapak diatas,mengingat kita sendiri hidup didunia ini adalah berkompetisi.
    maka jika kita mau memenangkan kompetisi hendaknya kita menjadi orang yang lebih baik lagi kalau perlu diatas rata rat orang pada umumnya.

    ReplyDelete
  5. @E10-Bintang. Bintang Pamungkas
    kompetisi memang terjadi dalam setiap proses hidup didunia. Memenangkan nya akan membuat kita bangga tetapi untuk mencapai kemenangan dalam kompetisi haruslah dengan cara yang fair agar tidak merugikan orang lain.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.