Tahap 1: Era Departemen Personalia
Pada dekade 1970-an hingga 1980-an, fungsi pengelolaan SDM
di organisasi sering kali disebut sebagai Departemen Personalia. Fokus utamanya
adalah mengelola kebutuhan dasar karyawan seperti:
- Rekrutmen
     dan Penerimaan Karyawan: Mengisi kebutuhan tenaga kerja.
 - Penggajian
     dan Administrasi: Mengelola sistem penggajian dan tunjangan.
 - Manfaat
     Karyawan: Memastikan kesejahteraan dasar pekerja.
 
Bagian personalia berperan dalam memastikan operasional
administrasi berjalan lancar. Fungsi utamanya berorientasi pada tugas
administratif, seperti pencatatan kehadiran, pengelolaan cuti, hingga
pembayaran gaji.
Tahap 2: SDM Stratejik
Pada dekade 1980-an hingga 1990-an, organisasi mulai
menyadari pentingnya SDM sebagai bagian dari strategi perusahaan. Perubahan ini
memunculkan konsep SDM Stratejik, di mana fokus fungsi SDM mencakup:
- Rekrutmen
     Berbasis Kompetensi: Memastikan karyawan yang direkrut sesuai dengan
     kebutuhan strategis organisasi.
 - Pengembangan
     Karyawan: Melalui pelatihan dan pengembangan karir untuk menciptakan
     tenaga kerja yang andal.
 - Desain
     Sistem Kompensasi: Menyusun paket gaji, bonus, dan tunjangan yang
     kompetitif.
 
Pada tahap ini, kepala personalia berubah menjadi Direktur
SDM dengan peran lebih strategis. SDM tidak hanya bertugas administratif,
tetapi juga menjadi mitra dalam pengambilan keputusan bisnis dan penyusunan
strategi jangka panjang.
Tahap 3: Era Manajemen Talenta
Memasuki abad ke-21, konsep manajemen SDM bertransformasi
menjadi Manajemen Talenta. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memicu kebutuhan akan pendekatan yang lebih inovatif dalam pengelolaan SDM.
Beberapa fokus utama manajemen talenta meliputi:
- Rekrutmen
     Efektif: Berbasis kompetensi dan nilai perusahaan.
 - Pengembangan
     Kepemimpinan: Membentuk pemimpin masa depan yang mampu memperkuat
     budaya perusahaan.
 - Identifikasi
     dan Pengisian Kesenjangan Kompetensi: Memberikan pelatihan atau
     e-learning untuk mengatasi kekurangan kompetensi.
 - Manajemen
     Kinerja dan Penghargaan: Mengelola kinerja secara objektif, adil, dan
     transparan.
 - Perencanaan
     Suksesi: Menyiapkan kader potensial untuk mengisi posisi kunci.
 - Peningkatan
     Pembelajaran dan Pengembangan: Melalui program yang relevan,
     fleksibel, dan tepat waktu.
 
Manajemen talenta bertujuan menciptakan organisasi yang
profesional, inovatif, dan adaptif. Fokus utamanya adalah menciptakan sumber
daya manusia yang kompeten, memiliki motivasi tinggi, dan berdaya saing.
Kesimpulan
Evolusi MSDM mencerminkan pergeseran peran SDM dari
administratif menjadi strategis hingga menjadi pengelolaan talenta yang
terintegrasi. SDM kini diakui sebagai elemen inti dalam keberhasilan
organisasi, baik dalam sektor bisnis maupun non-bisnis.
Seiring kemajuan teknologi, manajemen talenta akan terus
berkembang, memungkinkan organisasi untuk lebih fleksibel, inovatif, dan
responsif dalam menghadapi tantangan global. SDM yang dikelola dengan baik
tidak hanya memberikan dampak positif pada produktivitas, tetapi juga pada
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. (Atep Afia Hidayat)
Dikembangkan dari Buku :
MSDM - Mengelola Sumber Daya Manusia pada Era Society 5.0
(Penulis : Atep Afia Hidayat, Dkk; Penerbit : KBM Indonesia, Yogyakarta, 2024). Bab 1.4.

No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.