Meta Description: Quantum tunnelling adalah fenomena fisika kuantum yang memungkinkan partikel melewati penghalang energi tanpa cukup energi. Artikel ini mengulas prinsip, aplikasi, dan dampaknya terhadap teknologi masa depan seperti komputasi kuantum dan energi nuklir.
⚛️ Pendahuluan: Menembus Tembok
Tanpa Merusaknya?
“Dalam dunia kuantum, hal yang mustahil bisa menjadi kenyataan.”
Bayangkan sebuah bola yang menggelinding ke arah bukit,
namun alih-alih memantul atau berhenti, bola itu tiba-tiba muncul di sisi lain
bukit—tanpa pernah mendakinya. Mustahil dalam fisika klasik, tapi sangat
mungkin dalam dunia kuantum. Fenomena ini disebut quantum tunnelling,
dan ia menjadi salah satu konsep paling menakjubkan sekaligus mendasar dalam
fisika modern.
🔍 Pembahasan Utama: Apa
Itu Quantum Tunnelling?
Quantum tunnelling adalah fenomena ketika partikel subatomik
seperti elektron atau proton menembus penghalang energi yang secara
klasik tidak bisa dilewati. Dalam mekanika klasik, partikel hanya bisa
melintasi penghalang jika memiliki energi yang cukup. Namun, dalam mekanika
kuantum, partikel memiliki sifat gelombang, dan gelombang ini bisa “merembes”
melalui penghalang.
Contoh nyata:
- Radioaktivitas:
Peluruhan alfa dalam inti atom terjadi karena partikel alfa menembus
dinding potensial nuklir melalui tunnelling.
- Semikonduktor:
Dioda tunnelling dan transistor efek medan kuantum (QFET) memanfaatkan
tunnelling untuk mengalirkan arus listrik.
- Fusi
nuklir di bintang: Reaksi fusi di inti matahari terjadi meski suhu
tidak cukup tinggi secara klasik, karena proton bisa menembus penghalang
Coulomb melalui tunnelling.
Penelitian terbaru yang memenangkan Nobel Fisika 2025 oleh
John Clarke, Michel Devoret, dan John Martinis menunjukkan bahwa quantum
tunnelling dapat diamati pada skala makroskopik melalui sirkuit superkonduktor,
membuka jalan bagi komputasi kuantum yang lebih stabil dan efisien Nature,
2025.
🌐 Implikasi & Solusi:
Dari Teori ke Teknologi
🔹 Dampak Positif
- Komputasi
Kuantum: Tunnelling memungkinkan qubit berpindah antar keadaan,
mempercepat proses komputasi dan enkripsi data.
- Energi
Terbarukan: Penelitian tentang tunnelling dalam reaksi fusi dapat
mempercepat pengembangan reaktor fusi nuklir yang bersih.
- Elektronika
Nano: Perangkat nano seperti scanning tunnelling microscope (STM)
memanfaatkan efek tunnelling untuk memetakan permukaan atom.
✅ Solusi Strategis
- Integrasi
dalam pendidikan STEM: Quantum tunnelling harus diajarkan dengan
analogi visual dan eksperimen sederhana.
- Pengembangan
teknologi berbasis tunnelling: Dorong riset di bidang semikonduktor,
energi, dan komputasi kuantum.
- Kolaborasi
multidisiplin: Fisikawan, insinyur, dan matematikawan perlu bekerja
sama untuk menerjemahkan teori ke aplikasi nyata.
🧠 Kesimpulan: Menembus
Batas, Secara Harfiah
Quantum tunnelling mengajarkan kita bahwa batasan fisik
bukanlah penghalang mutlak. Dalam skala mikroskopik, partikel bisa “menembus”
penghalang tanpa melanggar hukum fisika. Fenomena ini bukan hanya keajaiban
ilmiah, tapi juga fondasi bagi teknologi masa depan.
Jika partikel bisa menembus batas, mungkinkah ide dan
inovasi kita juga bisa melampaui yang dianggap mustahil?
📚 Sumber & Referensi
- Nature
(2025). “Groundbreaking quantum-tunnelling experiments win physics Nobel.”
https://www.nature.com/articles/d41586-025-03194-2
- Kompas
Sains (2025). “Nobel Fisika 2025: Sihir Quantum Tunnelling dan Masa Depan
Teknologi.” https://www.kompas.com/sains/read/2025/10/09/130338223
- Malline
(2024). “Fenomena Quantum Tunneling: Ilmu Fisika Kuantum yang Membuat
Manusia Mungkin Menembus Tembok.”
https://malline.id/technology/2024/10/1590
🔖 Hashtag
#QuantumTunnelling #FisikaKuantum #KomputasiKuantum
#NobelFisika2025 #TeknologiMasaDepan #EnergiFusi #STM #PartikelSubatomik
#ElektronikaNano #InovasiIlmiah
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.