Aug 29, 2013

Peluang Jokowi Menjadi RI 1

Oleh : Atep Afia Hidayat - Posisi saat ini Jokowi adalah Gubernur Provinsi DKI Jaya terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2012. Sedangkan status Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden Republik Indonesia terpilih pada Pemilihan Umum  (Pemilu) tahun 2009. SBY secara konstitusi harus mengkahiri masa jabatannya tahun 2014 dan tidak boleh mencalonkan diri lagi, sebab terbatas hanya dua periode. Nah, apakah selepas SBY lengser lantas Jokowi bisa naik “tahta”, atau pindah kantor dari Balai Kota ke Istana Negara Jakarta. Peluangnya cuku besar, alasannya populeritas Jokowi makin menanjak, dukungan  Parpol cenderung makin menguat, dan yang terpenting mayoritas rakyat makin terpikat dengan sepak terjangnya.


Paling Populer

Benar adanya bahwa Jokowi kian populer, berbagai hasil survei menunjukkan hal itu. Untuk membuktikan hal itu kita mencoba dengan menggunakan mesin pencari Google, siapa tak kenal dengan situs paling terkenal di dunia tersebut. Pelacakan dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2013, pukul 21.30 WIB, dengan menggunakan browsers Opera dan sistem operasi Windows. Adapun hasilnya adalah, dengan kata kunci Soesilo Bambang Yudhoyono menunjukkan hasil 5.800.000 hits, dan dengan kata kunci Jokowi menghasilkan 9.860.000 hits. Ternyata situs Google menempatkan Jokowi jauh lebih populer dibanding SBY. Penasaran dengan bakal calon presiden lainnya ? Inilah hasil pencariannya, Megawati dengan 3.760.000 hits, Wiranto dengan 2.320.000 hits, Prabowo dengan 7.440.000 hits, Aburizal Bakrie dengan 1.800.000 hits, Hatta Rajasa dengan 1.660.000 hits, Dahlan Iskan dengan 4.020.000 hits, Mahfud MD dengan 1.300.000 hits, Gita Wirjawan dengan 1.620.000 hits, Rhoma Irama dengan 4.910.000 hits dan  Ani Yudhoyono dengan 818.000 hits.

Kenapa Google dijadikan acuan ? Faktanya pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai 82 juta orang (sekitar 43 persen dari jumlah pemilih dalam Pemilu 2014), dan akan tumbuh menjadi 100 juta orang pada tahun 2015. Fakta berikutnya adalah hampir semua pengguna internet sudah tentu memanfaatkan Google terutama sebagai mesin pencari. Dengan demikian hasil pencarian Google dapat dijadikan indikator tingkat populeritas seseorang.

Populeritas seorang kandidat memang tidak identik dengan elektabilitasnya, namun bagaimanapun fokus pemilih akan tetap pada kandidat yang lebih terkenal. Sebagai gambaran nama Rhoma Irama jauh lebih populer jika dibandingkan dengan Aburizal Bakrie, padahal elektabilitasnya berada di bawah Aburizal Bakrie, karena keberadaan mesin politik berupa Partai Golkar. Namun nama Rhoma Irama sudah sangat mengakar sampai ke pelosok-pelosok desa. Begitu pula nama Jokowi kian hari kian mengakar dalam hati rakyat Jakarta dan rakyat provinsi lainnya yang rajin menonton siaran berita televisi. Dalam hal ini televisi masih merupakan media yang paling ampuh untuk meraih simpati dan dukungan rakyat.


Kandidat Baru

Dengan demikian empat nama teratas yang paling poluler ialah Jokowi, Prabowo, Rhoma Irama  dan Dahlan Iskan. Seandainya keempatya dikolaborasikan, mungkin pencapaian kinerja pemerintahan akan luar biasa, setidaknya kemajuan negara jiran Malaysia bisa terkejar. Lantas, bagaimana pembagian jabatannya ? Bisa saja Prabowo sebagai presiden dengan salah satu di antara Jokowi,  Dahlan Iskan dan Rhoma Irama sebagai wakil presiden. Bisa juga Jokowi sebagai presiden dengan wakil presiden antara Prabowo, Dahlan Iskan dan Rhoma Irama. Diatur aja bagaimana baiknya (J ) Tentu saja untuk sampai pada kursi presiden dan wakil presiden ketiganya harus memiliki kendaraan politik. Prabowo sudah memiliki Partai Gerindra, Jokowi merupakan kader PDIP yang masih malu-malu kucing untuk mengusung Jokowi, sementara Dahlan Iskan belum jelas kendaraan politiknya, begitu pula Rhoma Irama dengan PKB belum ada kesepakatan.

Di antara keempat bakal kandidat presiden dan wakil presiden tersebut, tampak Jokowi memiliki peluang untuk meraih salah satunya. Kenapa ? Ya itu tadi, dukungan rakyat yang begitu luar biasa. Berbagai gebrakan Jokowo untuk membenahi Jakarta tidak hanya diapresiasi oleh warga Jakarta, tetapi oleh sebagian besar warga Indonesia. Fenomena meroketnya nama Jokowi memang baru tampak setahun-dua tahun terakhir, sehingga mengubah isu tentang calon presiden dan wakil prediden yang semula hanya terfokus pada 4 L (loe lagi loe lagi).


Faktor Penentu

Kalau ditelaah lebih jauh, apakah Jokowi benar-benar mampu untuk menjabat sebagai RI 1, mengingat jam terbangnya baru sebatas mengelola Kota Solo yang  hanya memiliki luas 44 km2 dan dengan jumlah penduduk sekitar setengah juta jiwa, serta mengelola Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas 740 km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Indonesia itu luas, daratanya saja mencapai 1,9 juta km2, dengan jumlah penduduk sudah melampaui 237 juta jiwa. Ya, bagaimanapun Jokowi memiliki kapasitas, sebagai gambaran situs Worldmayor.com  menempatkannya sebagai salah satu dari lima walikota terbaik di dunia. Evaluasi terhadap kinerja kepemimpinannya selama menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta tentu saja sangat berpengaruh terhadap laju pria berusia 52 tahun yang merupakan alumnus Universitas Gajah Mada tersebut.

Sebenarnya dukungan rakyat dalam Pemilu 2014 terhadap Jokowi diperkirakan semakin menguat. Namun perlu ada dua faktor yang menjadi penentu bagi Jokowi dalam menduduki kursi RI 1. Pertama adalah dukungan resmi dari Megawati dan PDIP; dan kedua adanya  keikhlasan dari Prabowo untuk bergandengan tangan dengan Jokowi dan bersedia menjadi RI 2 (dengan demikian perlu ada koalisi antara Gerindra dan PDIP). Kenapa harus Prabowo ? Ya, ada kedekatan di antara keduanya, bahkan dukungan Prabowo dalam peraihan kursi Jakarta 1 cukup dominan. Selain itu, tak dapat dipungkiri figur militer masih sangat diperlukan dalam kepemimpinan nasional saat ini. Nilai tambah lainnya, baik PDIP maupun Gerindra menjadi partai oposisi dalam periode pemerintahan 2009 – 2014.

Jika keikhlasan dan ke-legowo-an Megawati dan Prabowo tidak muncul, maka diprediksi kandidat lain yang bakal meraih kursi RI 1, dengan kata lain Jokowi sulit untuk menggantikan kedudukan SBY. Demikian, semoga hasil Pemilu 2014 memberikan pencerahan bagi kebangkitan bangsa terbesar keempat di dunia ini. (Atep Afia)

Sumber Gambar:
https://id.m.wikipedia.org/

6 comments:

  1. jokowi memang berpeluang besar menjadi kandidat kuat capres 2014, mengigat elektabilitasny yg tinggi dari beberapa survei , namun alangkah baiknya jokowi menyelesaikan program kerjany yg telah di sampaikan pada kampanye cagub dki jakarta , hal ini untuk menghindari sikap antipati masyarakat yg berasumsi jokowi hanya haus jabatan dan kekuasaan

    ReplyDelete
  2. Memang menjadi seorang pemimpin tidak semudah yang kita bayangkan walupun mempunyai kekuasaan tertinggi di Negara tugas seorang kepala Negara sangatlah berat, karna menyangkut kepada kemakmuran dan kesejahteraan Negara dan rakyat itu sendiri, adapun kritertia yang tepat untuk memilih suatu kepala Negara :

    • Seorang presiden harus memahami ideologi dan budaya Indonesia, secara utuh lengkap dan benar.
    • Seorang presiden harus memiliki skill kepemimpinan yang bagus dan tidak otoriter.
    • Seorang presiden harus bisa merangkul semua golongan.
    • Seorang presiden harus mempunyai integritas, besikap jujur, dan setia kepada negara.
    • Pemimpin negara haruslah nasionalis dan terbuka.
    • Memiliki sifat teladan dan pantun serta memiliki nilai loyalitas yang tinggi.
    • Seorang presiden harus mampu hidup sederhana.
    • Dan yang terpenting haruslah mempunyai komitmen.

    Jokowi termasuk pemimpin yang cukup fenomenal sepak terjang selama ini terus meroket dari yang awalnya hanya memimpin walikota solo dan naik menjadi gubernur DKI jakarta dan kini berencana partai yang mengusungnya PDIP mencalonkan jokowi menjadi orang nomor 1 di RI. Karena semua ini murni dari sikap kepemimpinan jokowi yang begitu bagus yang menjadikannya mendapat hati rakyat indonesia, disatu sisi jokowi belum lama menjabat sebagai gubernur DKI jakarta oleh karna perlu adanya pemikiran yang benar benar matang dari seorang jokowi jangan terpaku oleh jabatan yang tinggi , bilapun jadi mencalonkan sebagai presiden haruslah rakyat sendiri yang berbicara sendiri dan memilihnya agar kelak bangsa indonesia mempercayai jati dirinya sebagai seorang pemimpin yang di idamankan bangsa indonesia.

    ReplyDelete
  3. peluang Jokowi sebagai RI1 memang sangat besar,tapi menurut saya kepemimpinan Jokowi di Jakarta belum terbukti.
    belum waktunya Jokowi jadi RI1, tapi yang bisa saya lihat dari jokowi adalah potensi.

    ReplyDelete
  4. saya rasa juga sama,beliau merupakan sosok idaman saya.sebab dengan gayanya yang sangat sederhana dan lebih dekat dengan rakyat .hal itu mengakibatkan saya jatuh hati terhadapnya.
    semoga saya kelak jika beliau menjadi presiden,ciri khasnya dan perhatiannya terhadap rakyat tidak hilang bahkan meningkat.sehingga Indonesia menjadi negara yang memiliki pemimpin yang care terhadap rakyatnya.

    ReplyDelete
  5. Beny Dwiyantoro
    @A15-BENY

    Kesederhanaan dan wajah kerakyatan Jokowi tak terbantahkan dan kasatmata. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, walau belum sampai 2 tahun, dia telah menununjukkan hasil kerja yang cukup bagus dengan merancang dan sekaligus mengimplementasikan beberapa program pro rakyat dengan cepat dan tanpa ragu (kartusehat, kartu pintar, BPMKS di Solo, MRT dsb). Dan ciri Jokowi menekankan pendekatan langsung kepada masyarakat dengan mendatangi mereka langsung daripada mengumpulkan orang di lapangan. Dan sekarang menjadi orang no satu di RI

    ReplyDelete
  6. D12-Agus, Tugas A05
    Popularitas Pak Jokowi sangat mempengaruhi sekali beliau dalam pencalonan pemimpin RI 1, kita bisa lihat karier Pak Jokowi begitu menanjak setelah menjabat sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta yang kita ketahui kota ini sangat menjadi sorotan di negeri ini, mellui terobosan-terobosannya yang bisa di bilang sangat mempengaruhi kota ini sehingga dampaknya sangat terasa bagi warga DKI itu yang sangat mempengaruhi popularitas Pak Jokowi untuk naik menjadi calon orang nomor satu RI

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.