Jun 2, 2020

Globalisasi Pandemi COVID-19

Oleh : Atep Afia Hidayat

Pandemi COVID-19 (Sumber : https://www.sehatq.com/artikel/)
Enam bulan yang lalu, tepatnya Desember 2019, kasus “pneumonia misterius” pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hubei merupakan salah satu dari 23 provinsi yang ada di China, berada di kawasan Tiongkok Tengah, sedangkan Wuhan merupakan ibukota provinsi tersebut. Dalam hal ini dengan mengutip berbagai sumber, Susilo dkk, (2020) menyatakan bahwa sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. 

Pandemi Meluas

Sebagai catatan Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini mengalami peningkatan secara drastis, hingga mencapai  44 kasus. Kurang dari sebulan berikutnya, penyakit infeksi ini ini telah merambah  berbagai provinsi lain di China, bahkan menembus batas Negara hingga ke Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Beberapa bulan kemudian kasus pandemi ini dapat menjangkau seluruh belahan dunia.

Selanjutnya Susilo dkk, (2020) menyebutkan bahwa COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif. Masih banyak knowledge gap dalam bidang ini sehingga diperlukan studi-studi lebih lanjut.

Sedangkan berdasakan catatan World Health Organization – WHO (2019), bahwa terdapat sejenis Pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui terdeteksi di Kota Wuhan, China; Untuk  pertama kali dilaporkan ke Kantor WHO di China pada tanggal 31 Desember 2019; Selanjutya  WHO bekerja hamper 24 jam setiap hari dalam sepekan (24/7) untuk menganalisis data, memberikan saran, berkoordinasi dengan mitra, membantu pemerintah mempersiapkan, menambah pasokan, dan mengelola jaringan pakar pada berbagai bidang yang terkait; Kemudian pada tanggal 30 Januari 2020 dinyatakan sebagai wabah (pandemi) internasional; dan Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberikan nama untuk penyakit ini sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Adapun COVID-19 merupakan kepanjangan dari Co (Corona), Vi (Virus), D (Disease) dan 19 merujuk pada penemuannya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya 31 Desember 2019.

Menurut catatan Yuliana (2020), COVID-19 termasuk Virus jenis RNA strain tunggal positif, dapat  menginfeksi saluran pernapasan manusia; Memiliki sifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin. Sebagai host kemungkinan  berasal dari hewan terutama kelelawar, dan vektor lain seperti tikus bambu, unta dan musang. Dalam hal ini gejala umum dengan munculnya demam, batuk dan sulit bernapas. Sedangkan sindrom klinik terbagi menjadi tanpa komplikasi, pneumonia ringan dan pneumonia berat. Untuk kepentingan pemeriksaan spesimen diambil dari swab tenggorok (nasofaring dan orofaring) dan saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, aspirat endotrakeal). Isolasi diterapkan untuk pasien yang terbukti terinfeksi COVID-19 untuk mencegah penyebaran lebih luas.


Amerika Serikat Paling Parah


Sampai saat ini Pandemi COVID-19 masih menjadi “musuh bersama” umat manusia yang ada di Planet Bumi ini. Ekspansi virus tersebut sudah merambah hampir semua negara di dunia, yang paling parah menimpa Amerika Serikat (AS). Pada grafik di atas tampak bahwa total kasus penduduk dunia yang terpapar semakin meningkat (mendekati 5 juta orang pada tanggal 11 Mei 2020), begitu pula dengan jumlah angka kematian (sedah melebihi 300 ribu orang pada tanggal 9 Mei 2020).  Berdasarkan laporan Worldometer, 17 Mei 2020 (data sampai dengan 16 Mei 2020), jumlah warga dunia yang sudah positif terpapar virus Corona mencapai 4.719.631 orang; 313.212 mengalami kematian; dan 1.811.611 mengalami kesembuhan.

Worldometer (2020) juga melaporkan, bahwa jumlah warga Negara Paman Sam yang sudah positif terpapar virus Corona sudah mencapai 1.507.773 orang (31,95 persen dari seluruh dunia); 90.113 orang meninggal (28,77 persen dari seluruh dunia) ; dan 339.232 orang sembuh (18,73 persen dari seluruh dunia). Pandemi COVID-19 sudah mecapai keseluruhan negara bagian, begitu pula dengan kasus kematian. Negara bagian yang paling parah tingkat penularannya ialah New York, jumlah yang terpapar sudah mencapai 358.099 orang (23,75 persen dari seluruh AS); dan jumlah kematian mencapai 28.134 orang (31,22 persen dari seluruh AS)
Adapun empat negara bagian yang paling parah tingkat penularannya selain New York ialah New Jersey, Illionis, Massachussets dan California. Jumlah orang yang positif  terpapar virus Corona di kelima Negara bagian tersebut mencapai 50,44 persen dari seluruh kasus di AS; sedangkan jumlah kematian mencapai 57,08 persen dari keseluruhan jumlah orang yang meninggal di AS.

AS sebagai salah satu negara adidaya sudah terdampak dengan begitu parah, lantas bagaimana dengan negara maju lainnya ? Worldometer (2020) selanjutnya memaparkan, bahwa sebaran COVID-19 sudah mencapai 215 negara dan teritori. Sepuluh negara dengan kasus positif pengidap virus COVID-19 terbanyak selain AS berturut-turut Spanyol (276.505 orang); Russia (272.043 orang); Inggris (240.161 orang); Brasil (233.511 orang); Italia (224.760 orang); Perancis (179.365 orang); Jerman (176.247 orang); Turki (148.067 orang); dan Iran (118.392 orang).  Untuk tingkat kematian, sepuluh negara terbanyak selain AS berturut-turut Inggris (34.466 orang); Italia (31.765 orang); Perancis (27.625 orang); Spanyol (27.563 orang); Brasil (15.602 orang); Belgia (9.005 orang); Jerman (8.027 orang); Iran (6.937 orang); dan Kanada (5.679 orang). Sementara dua negara lainnya yang angka kematiannya sudah melampaui 5.000 per tanggal 17 Mei 2020 ialah Belanda (5.670 orang) dan Meksiko (5.045 orang).

Sedangkan negara dengan tingkat kematian kurang dari 5.000 orang dan lebih dari 1.000 orang berturut-turut  China (4.633 orang); Turki (4.096 orang); Swedia (3.674 orang); India (2.871 orang); Ekuador (2.688 orang); Russia (2.537 orang); Peru (2.523 orang); Swis (1.879 orang); Irlandia (1.533 orang); Portugal 1.203 orang; Rumania (1.094 orang) dan Indonesia (1.089 orang). Dengan demikian sudah ada 23 negara yang melaporkan, bahwa tingkat kematian akibat infeksi COVID-19 di negaranya sudah melampaui 1.000 orang, Termasuk Indonesia.


Kondisi Di Indonesia

Bagaimana dengan sebaran virus Corona (COVID-19) di Indonesia, di mana untuk tingkat kematian sudah menduduki peringkat 23 dunia, sedangkan untuk jumlah kasus menempati peringkat 33 dunia. Menurut informasi yang dirilis Kompas (2020) yang mengacu pada data dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 (https://covid19.go.id/), data sampai dengan tanggal 16 Mei 2020 yang dipublikasikan 17 Mei 2020 sudah terkonfirmasi 17.025 orang sebagai pengidap COVID-19; Sebanyak 12.025 orang terkonfirmasi dirawat (70,63 persen); 3.911 orang sembuh (22,97 persen); dan 1.089 orang meninggal (6,40 persen). Lima  provinsi dengan jumlah penderita terkonfirmasi paling banyak berturut-turut DKI Jakarta (5.881 orang); Jawa Timur (2.105 orang); Jawa Barat (1.618 orang); Jawa Tengah (1.140 orang); dan Sulawesi Selatan (917 orang).

Sedangkan lima provinsi dengan tingkat kesembuhan paling banyak berturut-turut DKI Jakarta (1.295 orang); Sulawesi Selatan (312 orang); Jawa Timur (302 orang); Jawa Barat (262 orang); dan  Jawa Tengah (247 orang). Adapun lima provinsi dengan tingkat kematian paling banyak berturut-turut DKI Jakarta (460 orang); Jawa Timur (183 orang); Jawa Barat (100 orang); Jawa Tengah (70 orang); dan Banten (61 orang).

Dengan memperhatikan grafik di atas ternyata tren nasional ekspansi COVID-19 masih terus menanjak, dengan kata lain berbagai daya dan upaya masih harus tetap dikerahkan, supaya tingkat penularan makin menurun dan terus dibatasi, sehingga seluruh daerah dapat dinyatakan “bebas” dari virus Corona.

Daftar Pustaka :
Kompas. 2020. Data Covid-19 Di Indonesia (Update terakhir : 16 Mei 2020, 16.10 WIB). Dalam https://www.kompas.com/covid-19   (Diakses 17 Mei 2020)

Secon, Holly, L. Frias & MM. Johnsen. 2020. A running list of countries that are on lockdown because of the coronavirus pandemic. Business Insider Singapore. Dalam https://www.businessinsider.sg/countries-on-lockdown-coronavirus-italy-2020-3?r=US&IR=T (Diakses 17 Mei 2020)

Susilo, Adityo, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol 7. No. 1. Maret 2020. Dalam http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415/228 (Diakses 17 Mei 2020)

WHO, 2019.  Summary Event as They Haven Coronavirus 2019 .  World Health Organization. Dalam https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/events-as-they-happen (Diakses 17 Mei 2020)

Wordometer. 2020.  Reported Cases and Deaths by Country, Territory, or Conveyance.    . Dalam https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries (Diakses 17 Mei 2020)

Yuliana. 2020. Corona Virus Desease (COVID-19) – Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness and Healthy Magazine. Vol.  2, No. 2, Februari 2020. Dalam https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf (Diakses 17 Mei 2020).

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.