Apr 23, 2013

Pengobatan TBC

Pada bulan Desember 2011, para dokter di Mumbai, India, melaporkan tentang sekelompok  pasien dengan kondisi resisten secara total terhadap obat tuberkulosis (TBC). Kementerian Kesehatan India telah menyelidiki kasus ini. Namun ada laporan sebelumnya di mana kasus ini pernah terjadi. Para dokter melaporkan, pada tahun 2009 lima belas pasien di Iran dan pada tahun 2007 dua pasien di Italia mengalami kasus yang sama.

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, dengan sasaran organ paru-paru. TBC  diperkirakan menyebabkan lima ribu kematian setiap hari atau sekitar dua juta kematian per tahun.

Beberapa bentuk bakteri TBC tidak lagi bereaksi terhadap satu atau lebih  antibiotik yang biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Jenis ini dikenal sebagai strain yang resisten terhadap obat. Bahkan ada beberapa strain bakteri TBC yang sama sekali tidak terpengaruh antibiotik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis, bahwa enam puluh sembilan negara telah melaporkan kasus TBC yang makin resisten terhadap obat. WHO menyebutkan, paling tidak ada 25 ribu kasus di seluruh dunia dalam setiap tahunnya. Sementara Direktur Jenderal WHO,  Dr Margaret Chan, prihatin dengan penyebaran TBC yang makin resisten terhadap obat. Menurutnya hal ini bisa menjadi bom waktu dan berpotensi menjadi situasi yang eksplosif.

Para pejabat WHO menyatakan, bahwa kasus TBC yang makin resisten terhadap obat atau antibiotik telah menjadi persoalan serius di negara-negara berpenduduk terbanyak seperti India dan Cina. Dalam banyak kasus, ternyata dokter salah mendiagnosa pasien,  memberi mereka perawatan dan perlakuan  yang salah atau upaya pengobatan yang tidak memadai.

Kesalahan dalam menggunakan antibiotik akan menyebabkan bakteri mengembangkan ketahanannya terhadap obat. Neeraj Mistry, seorang dokter kesehatan masyarakat menyebutkan, bahwa hasil survei menunjukkan  dokter India sangat sedikit yang mengobati pasien TBC dengan obat yang tepat untuk jangka panjang waktu yang tepat. Persoalan lain ternyata banyak pasien yang tidak memenuhi keharusan untuk berobat.

Menurut Mistry, kemunculan TBC yang resisten terhadap obat, merupakan bukti kegagalam dalam mengelola kesehatan masyarakat.  Ketika aturan pengobatan menjadi tidak efektif, ketika pasien tidak memeiliki kepatuhan terhadap pengobatan,  memungkinkan munculnya resistensi dari setiap penderita.

WHO memberitakan, bahwa  obat TBC yang lebih kuat akan tersedia pada akhir tahun 2012 atau awal 2013. Para peneliti juga terus berupaya menemukan vaksin untuk pencegahan TBC.

Dr Ann Ginsberg yang bekerja di Aeras  Global TB Vaccine Foundation mengatakan, bahwa  proses pengembangan vaksin  memakan waktu lama, sebagian karena orang sering tidak menunjukkan gejala  sakit selama bertahun-tahun setelah terinfeksi TBC. Dengan demikian ketika melakukan uji coba vaksin, orang-orang yang diberi perlakuan vaksinasi harus dipantau selama bertahun-tahun. (Atep Afia. Sumber : VOA Radio, 1 Februari 2012).

4 comments:

  1. Dari mana saja bakteri penyebab TBC biasanya bersarang?
    Apakah bakteri tersebut sama seperti bakteri-bakteri yang lain seperti bakteri ecoli atau sejenisnya?
    Pola hidup seperti apa yang dapat menghindari diri kita dari bakteri TBC tersebut??

    ReplyDelete
  2. Apakah Penyebab utama timbulnya virus TBC, kenapa selama ini menyerang negara-negara yang berpenduduk banyak?
    @B21-Djarwoto

    ReplyDelete
  3. Dari mana saja bakteri penyebab TBC biasanya bersarang?
    Apakah bakteri tersebut sama seperti bakteri-bakteri yang lain seperti bakteri ecoli atau sejenisnya?
    Pola hidup seperti apa yang dapat menghindari diri kita dari bakteri TBC tersebut??

    @B33-Fitria

    ReplyDelete
  4. Priyo Dwi Wijaksono @E17-Priyo, @Tugas B05

    Menyikapi penyakit TBC, kita harus lebih berhati-hati dalam membeli obat-obatan. Lebih baik langsung obat dari resep dokter.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.