Tinjauan terhadap artikel : https://www.kangatepafia.com/2025/07/mengatasi-overthinking-dalam-perjalanan.html
🔍 1. Overthinking dalam Kacamata Islam
Dalam Islam, terlalu larut dalam pikiran yang berlebihan
(overthinking atau waswas) bisa menjadi hal yang merugikan. Istilah waswas
sering digunakan dalam Al-Qur’an dan hadis untuk menggambarkan bisikan yang
membingungkan hati dan akal.
📖 “Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia...” — QS. An-Nas: 1–5
Overthinking yang menyebabkan kecemasan, penurunan
kepercayaan diri, dan keraguan, dapat dikaitkan dengan bentuk godaan yang
mengganggu ketenangan jiwa. Islam mengajarkan bahwa ketenangan dan keputusan
bijak datang dari tawakkal (percaya dan bergantung pada Allah), bukan dari
membebani diri dengan kekhawatiran berlebih.
🧠 2. Refleksi Diri: Kunci
Pengembangan Diri dalam Islam
Islam sangat mendorong refleksi dan introspeksi sebagai
bagian dari proses pengembangan diri. Namun refleksi yang sehat bukan
rumination yang melelahkan—melainkan perenungan yang membawa kesadaran dan
pemahaman.
📖 “Dan di bumi
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga)
pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” — QS.
Adh-Dzariyat: 20–21
Refleksi yang dianjurkan dalam Islam adalah yang membawa
seseorang kepada takwa, kesadaran diri, dan perubahan yang positif—bukan yang
menyebabkan kebimbangan atau kepanikan.
🌿 3. Mindfulness dalam
Islam: Hadir Penuh dan Sadar
Konsep mindfulness dalam artikel tersebut bisa
diselaraskan dengan istilah khusyuk dan dzikrullah dalam Islam.
Ketika seseorang larut dalam overthinking, Islam mengajarkan agar dia kembali
kepada Allah melalui dzikir dan shalat.
📖 “Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” — QS. Ar-Ra’d: 28
Latihan spiritual seperti shalat khusyuk, dzikir pagi dan
petang, dan membaca Al-Qur’an adalah bentuk mindfulness Islami yang menenangkan
dan menyegarkan pikiran.
🧭 4. Tawakkal dan
Perencanaan Seimbang
Islam tidak melarang seseorang untuk merencanakan atau
berpikir jauh ke depan. Namun yang ditekankan adalah tawakkal, yaitu
berserah diri setelah usaha maksimal dilakukan.
📖 “...Dan apabila kamu
telah bertekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal.” — QS. Ali Imran: 159
Ini selaras dengan semangat dalam self development—berani
mengambil langkah, tetapi tetap menyandarkan hasil kepada kehendak Allah.
💡 5. Solusi Islami
Mengatasi Overthinking
- Dzikir
dan Doa Penenang Hati, seperti Hasbiyallah dan La hawla wa
la quwwata illa billah
- Shalat
Tahajjud dan Shalat Istikharah untuk mencari kejelasan dalam keputusan
penting
- Menulis
Jurnal Syukur Islami: menuliskan nikmat Allah yang telah diterima agar
fokus berpindah dari kekhawatiran ke rasa syukur
- Mendekatkan
Diri dengan Al-Qur’an untuk mendapatkan ketenangan dan panduan
spiritual
✍️ Kesimpulan Islam terhadap
Overthinking dalam Self Development
Islam sangat menekankan pentingnya pengembangan diri yang
sehat—baik dalam aspek rohani maupun jasmani. Overthinking bisa menjadi
penghalang menuju tazkiyah an-nafs (penyucian jiwa) jika tidak dikelola
dengan bijak. Al-Qur’an memberikan solusi yang transendental: ketenangan
melalui dzikir, keberanian melalui tawakkal, dan kejernihan melalui refleksi
yang berlandaskan iman.
Maka, dalam konteks Islam, self development bukan sekadar
pertumbuhan diri, tapi juga perjalanan menuju keridhaan Allah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.