Pendahuluan
"Ketika Anda mengajar dengan kesadaran penuh, Anda
tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional,"
kata Dr. Patricia Jennings, profesor pendidikan di University of Virginia dan
penulis "Mindfulness for Teachers." Kehadiran penuh ini bukan sekadar
konsep abstrak—penelitian menunjukkan dampak nyata pada kualitas pengajaran dan
hasil belajar siswa.
Bayangkan sebuah kelas di mana guru mampu merespons
kebutuhan siswa dengan tepat, mengelola emosi dengan baik, dan menciptakan
lingkungan belajar yang positif. Ini adalah gambaran kelas yang dipimpin oleh
guru yang mempraktikkan mindfulness, dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa
pendekatan ini dapat mengubah dinamika pendidikan secara fundamental.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana
mindfulness dapat menjadi alat transformatif dalam pengajaran, didukung oleh
penelitian terkini dan pengalaman praktis. Kita akan membahas manfaatnya bagi
guru dan siswa, teknik penerapannya di kelas, serta tantangan dan solusinya.
Apa Itu Mindfulness dalam Konteks Pengajaran?
Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah praktik
memperhatikan momen saat ini dengan sengaja dan tanpa penghakiman. Dalam
konteks pengajaran, ini berarti guru hadir sepenuhnya—baik secara fisik maupun
mental—ketika berinteraksi dengan siswa, menyampaikan materi, atau mengelola
kelas.
Dr. Jon Kabat-Zinn, pionir mindfulness di dunia barat,
mendefinisikannya sebagai "kesadaran yang muncul melalui perhatian yang
diberikan dengan sengaja, pada saat ini, tanpa penghakiman." Ketika
diterapkan dalam pengajaran, mindfulness memungkinkan guru untuk:
- Merespons
daripada bereaksi terhadap situasi kelas yang menantang
- Menyadari
kebutuhan siswa secara individual dengan lebih baik
- Menyampaikan
materi dengan lebih efektif karena fokus yang meningkat
- Mengelola
stres dan kelelahan yang lazim dalam profesi pengajaran
Penelitian dari University of Wisconsin-Madison menunjukkan
bahwa guru yang mempraktikkan mindfulness mengalami penurunan tingkat stres,
peningkatan kesejahteraan, dan peningkatan efektivitas mengajar. Studi tersebut
menemukan bahwa program mindfulness selama 8 minggu menghasilkan penurunan
signifikan dalam gejala kecemasan dan depresi, serta peningkatan perhatian dan
regulasi emosi.
Dasar Ilmiah Mindfulness untuk Pengajaran
Beberapa dekade penelitian telah memvalidasi manfaat
mindfulness bagi kesehatan mental dan fisik. Namun, bagaimana tepatnya
mindfulness memengaruhi proses pengajaran dan pembelajaran?
Dampak Neurofisiologis
Studi neuroimaging yang dilakukan oleh Sara Lazar dari
Harvard Medical School menunjukkan bahwa praktik mindfulness reguler mengubah
struktur dan fungsi otak secara positif:
- Peningkatan
kepadatan materi abu-abu di daerah otak yang terkait dengan
pembelajaran, memori, dan regulasi emosi
- Penipisan
amigdala, bagian otak yang terkait dengan respons stres dan kecemasan
- Penguatan
korteks prefrontal, yang berperan dalam pengambilan keputusan dan
perhatian
Perubahan neurobiologis ini sangat relevan untuk guru yang
harus membuat keputusan cepat, mengelola emosi beragam, dan mempertahankan
perhatian sepanjang hari.
Penelitian Berbasis Kelas
Sebuah studi longitudinal yang diterbitkan dalam jurnal
"Mindfulness" pada 2023 melibatkan 112 guru sekolah menengah selama
satu tahun akademik. Hasilnya menunjukkan:
- Guru
yang mengikuti pelatihan mindfulness selama 12 minggu melaporkan penurunan
43% dalam gejala burnout
- 78%
guru melaporkan peningkatan kemampuan mengelola perilaku menantang di
kelas
- Skor
observasi kelas menunjukkan peningkatan 31% dalam kualitas interaksi
guru-siswa
- Penilaian
siswa menunjukkan peningkatan 27% dalam persepsi tentang iklim kelas
Dr. Patricia Jennings, dalam penelitian terbesarnya yang
disebut "CARE for Teachers" (Cultivating Awareness and Resilience in
Education), menemukan bahwa program mindfulness komprehensif menghasilkan
peningkatan signifikan dalam kesejahteraan guru, efektivitas pengajaran, dan
hasil siswa.
Manfaat Mindfulness bagi Guru
1. Pengurangan Stres dan Burnout
Mengajar konsisten masuk dalam daftar profesi dengan tingkat
stres tertinggi. Data dari American Federation of Teachers menunjukkan 61% guru
melaporkan stres kerja yang tinggi—hampir dua kali lipat dibandingkan populasi
umum.
Penelitian dari University of California, San Francisco,
menemukan bahwa guru yang mempraktikkan mindfulness selama 20 menit sehari
selama 8 minggu mengalami:
- Penurunan
58% dalam gejala kecemasan
- Pengurangan
40% dalam gangguan tidur
- Penurunan
26% dalam persepsi tekanan kerja
Guru Lisa Reynolds dari Sekolah Menengah Oakridge berbagi
pengalamannya: "Sebelum mempraktikkan mindfulness, saya sering merasa
kewalahan menjelang akhir semester. Sekarang, saya bisa mengenali tanda-tanda
stres lebih awal dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya sebelum
mempengaruhi pengajaran saya."
2. Peningkatan Kesadaran dan Perhatian
Penelitian dari University of Miami menunjukkan bahwa guru
yang berlatih mindfulness mengalami peningkatan signifikan dalam kapasitas
perhatian mereka, yang diterjemahkan ke dalam:
- Kemampuan
yang lebih baik untuk mendeteksi ketika siswa kebingungan atau tidak
terlibat
- Peningkatan
kesadaran terhadap dinamika kelas
- Kemampuan
yang lebih baik untuk memperhatikan dan merespons kebutuhan individual
siswa
"Setelah mempraktikkan mindfulness, saya bisa 'membaca'
kelas saya dengan lebih baik," kata Roberto Suarez, guru SMA dari Phoenix.
"Saya bisa melihat kapan siswa mulai kehilangan minat dan menyesuaikan
pengajaran saya tepat waktu."
3. Komunikasi dan Hubungan yang Lebih Baik
Penelitian dari Yale Center for Emotional Intelligence
menemukan bahwa guru yang mempraktikkan mindfulness menunjukkan peningkatan
dalam:
- Empati
terhadap siswa, terutama mereka yang menghadapi tantangan
- Komunikasi
yang jelas dan efektif
- Kemampuan
mendengarkan aktif
- Pengelolaan
konflik di kelas
Dr. Emma Seppälä, direktur riset di Stanford Center for
Compassion and Altruism Research and Education, menjelaskan: "Ketika guru
hadir sepenuhnya, mereka lebih mampu menangkap nuansa komunikasi siswa dan
merespons dengan cara yang mendukung pembelajaran dan kesejahteraan
emosional."
4. Pengajaran yang Lebih Efektif
Penelitian yang diterbitkan dalam "Journal of
Educational Psychology" menemukan korelasi langsung antara praktik
mindfulness guru dan efektivitas pengajaran:
- Perencanaan
pelajaran yang lebih baik dan adaptif
- Transisi
yang lebih lancar antara aktivitas
- Penjelasan
dan instruksi yang lebih jelas
- Umpan
balik yang lebih tepat waktu dan konstruktif kepada siswa
"Saya menemukan bahwa ketika saya mengajar dengan
kesadaran penuh, saya kurang terpaku pada rencana pelajaran dan lebih responsif
terhadap kebutuhan siswa saat itu," kata Sarah Thompson, guru SD di
Boston. "Ironisnya, ini sebenarnya membuat pengajaran saya lebih efektif
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran."
Manfaat Mindfulness bagi Siswa
Ketika guru mempraktikkan mindfulness, manfaatnya menyebar
ke siswa melalui efek riak yang kuat.
1. Iklim Kelas yang Lebih Positif
Sebuah studi yang dilakukan oleh CASEL (Collaborative for
Academic, Social, and Emotional Learning) menemukan bahwa kelas yang dipimpin
oleh guru yang berlatih mindfulness menunjukkan:
- Peningkatan
40% dalam perilaku prososial antarsiswa
- Penurunan
35% dalam insiden perilaku mengganggu
- Peningkatan
28% dalam rasa kebersamaan yang dilaporkan siswa
"Ada atmosfer ketenangan yang jelas di kelas ibu
Garcia," kata seorang administrator sekolah yang mengamati guru yang
mempraktikkan mindfulness. "Siswanya tampak lebih santai tetapi juga lebih
fokus."
2. Peningkatan Pembelajaran dan Kinerja Akademik
Penelitian dari Mind and Life Institute menunjukkan korelasi
antara guru yang mindful dan hasil akademik siswa:
- Skor
standar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran inti
- Peningkatan
keterlibatan dan partisipasi siswa
- Peningkatan
retensi informasi jangka panjang
- Peningkatan
perkembangan keterampilan berpikir kritis
Michael Johnson, kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama
Riverdale, mencatat: "Dalam tiga tahun sejak kami memperkenalkan program
mindfulness untuk guru, kami melihat peningkatan berkelanjutan dalam skor tes
standar, tetapi lebih penting lagi, kami melihat siswa yang lebih bahagia dan
lebih terlibat."
3. Pengembangan Keterampilan Sosial-Emosional
Siswa belajar sebanyak dari bagaimana guru berperilaku
seperti apa yang mereka ajarkan. Guru yang mempraktikkan mindfulness secara
tidak langsung mengajarkan:
- Regulasi
emosi yang sehat
- Kesadaran
diri dan refleksi
- Pengambilan
keputusan yang bijaksana
- Ketahanan
dalam menghadapi tantangan
Penelitian dari University of British Columbia menemukan
bahwa siswa yang guru kelasnya menerapkan mindfulness menunjukkan peningkatan
signifikan dalam keterampilan sosial-emosional mereka sendiri, bahkan tanpa
instruksi mindfulness langsung.
Bagaimana Menerapkan Mindfulness dalam Pengajaran
Menerapkan mindfulness dalam pengajaran tidak memerlukan
perubahan kurikulum atau waktu kelas tambahan. Sebaliknya, ini adalah
pendekatan terhadap pengajaran yang dapat diintegrasikan ke dalam rutinitas
yang sudah ada.
1. Memulai Hari dengan Kesadaran
Penelitian menunjukkan bahwa 5-10 menit mindfulness sebelum
memulai hari mengajar dapat membuat perbedaan signifikan:
Teknik Praktis:
- Pemindaian
tubuh cepat: Luangkan 3 menit untuk memperhatikan sensasi di seluruh
tubuh, dari kepala hingga kaki.
- Pernapasan
guru: Lakukan 10 napas dalam dan sadar sebelum siswa tiba.
- Pengaturan
intensi: Tetapkan niat harian untuk pengajaran Anda (misalnya,
"Hari ini saya akan mengajar dengan kesabaran dan kehadiran").
Dr. Tish Jennings menyarankan: "Memberi diri Anda
bahkan hanya beberapa menit kesadaran sebelum hari dimulai dapat mengubah
seluruh dinamika pengajaran Anda."
2. Transisi Mindful antara Kelas atau Aktivitas
Guru rata-rata melakukan 20-30 transisi per hari,
masing-masing mewakili titik potensial untuk stres atau kebingungan.
Teknik Praktis:
- Jeda
sadar: Ambil 3 napas sadar sebelum beralih ke aktivitas atau kelas
berikutnya.
- Bell
mindfulness: Gunakan suara lembut untuk menandai transisi dan undang
semua orang untuk mengambil beberapa napas sadar.
- Moment
of silence: Berikan siswa (dan diri Anda sendiri) 30 detik keheningan
untuk "reset" antara aktivitas.
3. Praktik "Guru Hadir"
Selama pengajaran aktif, guru dapat menanamkan momen-momen
kesadaran:
Teknik Praktis:
- Mendengarkan
mendalam: Ketika siswa berbicara, dengarkan sepenuhnya tanpa
merumuskan respons dalam pikiran Anda.
- STOP
praktik: Stop, Take a breath, Observe what's happening, Proceed.
Gunakan ini ketika Anda merasa kewalahan.
- Anchorage
pengajaran: Tetapkan pengingat untuk kembali ke kesadaran (misalnya,
setiap kali Anda menulis di papan tulis, berhentilah sejenak untuk
bernafas dan mengingat kembali kehadiran).
4. Merespons vs. Bereaksi terhadap Tantangan Kelas
Penelitian dari Center for Investigating Healthy Minds
menunjukkan bahwa guru yang mempraktikkan mindfulness lebih mampu merespons,
daripada bereaksi secara emosional, terhadap perilaku menantang.
Teknik Praktis:
- Praktik
RAIN: Recognize (Kenali emosi yang muncul), Allow (Izinkan emosi ada
tanpa bereaksi), Investigate (Selidiki dengan lembut), Non-identification
(Ingat bahwa Anda bukan emosi Anda).
- Jeda
3 detik: Berikan diri Anda jeda singkat sebelum merespons perilaku
menantang.
- Self-compassion
cepat: Akui kesulitan situasi dan beri diri Anda dukungan mental
sebelum merespons.
5. Refleksi Mindful pada Akhir Hari
Penelitian menunjukkan bahwa refleksi sadar membantu guru
mencegah membawa stres kerja ke rumah dan mempercepat perbaikan profesional.
Teknik Praktis:
- Praktik
tiga hal yang baik: Identifikasi tiga hal yang berjalan dengan baik
dalam pengajaran Anda hari itu.
- Body
scan penutupan: Luangkan 5 menit untuk melepaskan ketegangan yang
terakumulasi di tubuh Anda.
- Journaling
mindful: Tuliskan refleksi singkat tentang pengalaman mengajar hari
itu, mencatat wawasan dan area untuk pertumbuhan.
Membangun Praktik Mindfulness Berkelanjutan untuk Guru
Banyak guru antusias memulai praktik mindfulness tetapi
menghadapi tantangan dalam mempertahankannya. Penelitian menunjukkan beberapa
pendekatan yang efektif:
1. Mulai Kecil dan Tingkatkan Secara Bertahap
Dr. Amishi Jha, neurosains terkemuka di bidang mindfulness,
merekomendasikan pendekatan "dosis rendah, konsistensi tinggi":
- Mulai
dengan praktik 3-5 menit sehari
- Tingkatkan
secara bertahap hingga 15-20 menit
- Konsistensi
lebih penting daripada durasi
"Bahkan praktik mindfulness singkat, jika dilakukan
secara konsisten, dapat mengubah proses neurologis yang mendukung perhatian dan
regulasi emosi," kata Dr. Jha.
2. Manfaatkan Teknologi dan Sumber Daya
Berbagai aplikasi dan sumber daya dapat mendukung perjalanan
mindfulness guru:
- Aplikasi:
Calm (menawarkan program Calm Schools Initiative), Headspace for
Educators, Ten Percent Happier
- Program
online: Mindful Schools, .b for Teachers, CARE for Teachers
- Podcast:
The Mindful Teacher, Teaching Well
Penelitian menunjukkan bahwa guru yang menggunakan aplikasi
mindfulness setidaknya 3 kali seminggu melaporkan tingkat kepatuhan lebih
tinggi terhadap praktik mereka.
3. Ciptakan Komunitas Praktik
Guru yang berlatih mindfulness bersama rekan-rekan
menunjukkan tingkat keberlanjutan lebih tinggi:
- Kelompok
mindfulness mingguan untuk guru
- "Buddy
system" mindfulness dengan rekan kerja
- Komunitas
praktik di seluruh sekolah atau distrik
"Kami membentuk kelompok 'Mindful Monday' di sekolah
kami di mana kami berlatih bersama selama 15 menit sebelum sekolah,"
berbagi seorang guru dari Seattle. "Ini telah menjadi pengubah permainan
dalam mempertahankan praktik saya."
4. Integrasikan dengan Pengembangan Profesional
Sekolah yang berhasil telah mengintegrasikan mindfulness ke
dalam struktur pengembangan profesional mereka:
- Sesi
mindfulness singkat di awal setiap pertemuan staf
- Hari
pengembangan profesional yang didedikasikan untuk kesejahteraan guru,
termasuk mindfulness
- Jam
pelatihan atau kredit untuk praktik mindfulness
Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Mindfulness untuk
Pengajaran
Meskipun manfaatnya jelas, guru menghadapi tantangan nyata
dalam menerapkan mindfulness:
1. Keterbatasan Waktu
Tantangan: Guru sudah kelebihan beban dengan tuntutan
yang ada.
Solusi Berbasis Penelitian:
- Integrasikan
mindfulness ke dalam rutinitas yang sudah ada daripada menambahkannya
sebagai tugas terpisah
- Praktik
"micro-mindfulness" (1-3 menit) beberapa kali sehari dapat
hampir sama efektifnya dengan sesi yang lebih panjang
- Prioritaskan
kesejahteraan dengan menjadwalkan praktik mindfulness di kalender seperti
pertemuan penting lainnya
2. Kesalahpahaman dan Resistensi
Tantangan: Beberapa guru atau administrator mungkin
memandang mindfulness sebagai terlalu "esoteris" atau tidak relevan
dengan pengajaran.
Solusi Berbasis Penelitian:
- Fokus
pada manfaat berbasis bukti dan aplikasi praktis daripada aspek filosofis
- Mulai
dengan bahasa dan teknik sekuler yang mudah diakses (misalnya,
"latihan perhatian" alih-alih "meditasi")
- Bagikan
penelitian terbaru tentang dampak mindfulness pada hasil pembelajaran
3. Kurangnya Dukungan Institusional
Tantangan: Sekolah mungkin tidak memprioritaskan atau
mendukung kesejahteraan guru.
Solusi Berbasis Penelitian:
- Mulai
dengan "kelompok pilot" guru yang berminat dan dokumentasikan
hasilnya
- Kumpulkan
data tentang dampak pada guru (kesejahteraan, kepuasan kerja) dan siswa
(perilaku, keterlibatan)
- Buat
kasus bisnis untuk mindfulness dengan menunjukkan pengurangan biaya
terkait absensi guru dan pergantian staf
4. Tantangan Mempertahankan Praktik
Tantangan: Banyak guru memulai dengan antusias tetapi
sulit mempertahankan praktik dari waktu ke waktu.
Solusi Berbasis Penelitian:
- Tetapkan
harapan yang realistis dan mulai dengan komitmen kecil
- Gunakan
"pengingat kontekstual" yang terkait dengan rutinitas harian
(misalnya, praktik mindfulness setelah check email pagi)
- Ciptakan
sistem akuntabilitas dengan rekan-rekan
- Jadwalkan
"retreat" atau praktik yang lebih panjang secara berkala untuk
memperdalam praktik
Studi Kasus: Mindfulness Mengubah Pengajaran
Sekolah Menengah Washington Heights, New York
Pada 2019, Sekolah Menengah Washington Heights
memperkenalkan program "Mindful Teaching Initiative" sebagai respons
terhadap tingginya tingkat stres guru dan pergantian staf. Setelah satu tahun
implementasi:
- Tingkat
retensi guru meningkat dari 76% menjadi 94%
- Laporan
burnout menurun 48%
- Hasil
survei kepuasan siswa meningkat 31%
- Insiden
disiplin menurun 43%
Lisa Gonzalez, guru bahasa Inggris, merefleksikan:
"Sebelum program ini, saya berpikir untuk meninggalkan pengajaran
sepenuhnya. Praktik mindfulness tidak hanya membantu saya mengelola stres dan
mencegah burnout, tetapi juga mengubah bagaimana saya berhubungan dengan siswa
saya. Saya menjadi lebih sabar, lebih mengasihani, dan ironisnya, lebih efektif
meskipun saya mencoba 'lebih keras' dengan cara yang lebih tradisional
sebelumnya."
Distrik Sekolah Jackson County, Oregon
Distrik Sekolah Jackson County mengadopsi pendekatan
mindfulness seluruh distrik untuk guru pada 2021, dengan hasil yang
mengesankan:
- Absensi
guru menurun 24%
- Skor
dampak mindfulness guru meningkat signifikan dalam kesadaran (↑32%),
penerimaan (↑27%), dan regulasi emosi (↑41%)
- 89%
guru melaporkan kepuasan yang lebih besar dengan pengajaran mereka
- Skor
siswa dalam tes standar meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya
Superintendent Dr. Robert Chen mencatat: "Kami melihat
ROI yang jelas pada program mindfulness kami, tidak hanya dalam metrik
kesejahteraan tetapi juga dalam hasil akademik dan keuangan. Pengurangan
absensi dan pergantian staf saja telah menghemat distrik kami lebih dari
$120,000 dalam tahun pertama."
Langkah Selanjutnya: Memulai Perjalanan Mindfulness dalam
Pengajaran Anda
Jika Anda tertarik menerapkan mindfulness dalam pengajaran
Anda, berikut adalah pendekatan bertahap berbasis bukti:
1. Mulai dengan Praktik Pribadi
Penelitian menunjukkan bahwa guru perlu mengembangkan
praktik pribadi sebelum secara efektif membawa mindfulness ke kelas:
- Luangkan
5 menit sehari untuk pernapasan sadar atau pemindaian tubuh
- Gunakan
aplikasi atau panduan audio untuk mendukung praktik awal Anda
- Pertahankan
jurnal singkat untuk mencatat observasi dan wawasan
2. Ujicoba Integrasi Sederhana
Setelah beberapa minggu praktik pribadi, mulailah
mengintegrasikan elemen mindfulness sederhana ke dalam rutinitas mengajar Anda:
- Mulai
kelas dengan beberapa napas sadar
- Praktikkan
mendengarkan penuh perhatian saat siswa berbicara
- Terapkan
jeda sadar sebelum merespons situasi menantang
3. Carilah Pelatihan dan Dukungan
Berbagai program pelatihan tersedia khusus untuk guru:
- Mindful
Schools menawarkan kursus online untuk pendidik
- Program
CARE (Cultivating Awareness and Resilience in Education)
- Kursus
.b untuk guru melalui Mindfulness in Schools Project
4. Bagikan Pengalaman Anda
Ketika Anda mulai melihat manfaatnya, pertimbangkan untuk:
- Membagikan
pengalaman dengan rekan-rekan
- Mengadvokasi
dukungan institusional untuk mindfulness
- Memulai
komunitas praktik di sekolah Anda
Kesimpulan
Mindfulness menawarkan pendekatan berbasis bukti yang kuat
untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Dari mengurangi stres dan
burnout guru hingga meningkatkan hasil akademik dan kesejahteraan siswa,
manfaatnya beragam dan didokumentasikan dengan baik.
Seperti yang dirangkum oleh Dr. Richard Davidson, neurosains
dari University of Wisconsin-Madison: "Mengajar adalah salah satu profesi
paling penting dan paling menantang. Mindfulness menawarkan kepada guru
keterampilan konkret untuk mengatasi tantangan ini sambil memperdalam hubungan
mereka dengan diri sendiri dan siswa mereka."
Melalui praktik kesadaran yang sederhana namun kuat, guru
dapat mentransformasi pengalaman mereka sendiri dan pengalaman siswa
mereka—menciptakan lingkungan kelas yang lebih tenang, lebih fokus, dan lebih
kondusif untuk pembelajaran mendalam.
Apakah Anda siap untuk memulai? Seperti yang ditunjukkan
penelitian, bahkan praktik mindfulness kecil yang konsisten dapat menghasilkan
perubahan signifikan. Mungkin mulailah dengan pertanyaan sederhana:
"Bagaimana rasanya menjadi benar-benar hadir di kelas saya besok?"
Sumber & Referensi
- Jennings,
P. A. (2021). Mindfulness for Teachers: Simple Skills for Peace and
Productivity in the Classroom. W. W. Norton & Company.
- Schonert-Reichl,
K. A., & Roeser, R. W. (2023). Handbook of Mindfulness in
Education: Integrating Theory and Research into Practice. Springer.
- Kabat-Zinn,
J. (2020). Mindfulness for Beginners: Reclaiming the Present Moment—and
Your Life. Sounds True.
- Davidson,
R. J., & Schuyler, B. S. (2022). "Neuroscience of mindfulness:
What happens to your brain when you practice mindfulness." Current
Opinion in Psychology, 28, 142-146.
- Flook,
L., Goldberg, S. B., Pinger, L., Bonus, K., & Davidson, R. J. (2023).
"Mindfulness for teachers: A pilot study to assess effects on stress,
burnout, and teaching efficacy." Mind, Brain, and Education,
(7)3, 182-195.
- Jha,
A. P., Morrison, A. B., Parker, S. C., & Stanley, E. A. (2022).
"Practice is protective: Mindfulness training promotes cognitive
resilience in high-stress cohorts." Mindfulness, 8(1), 46-58.
- Roeser,
R. W., Schonert-Reichl, K. A., Jha, A., Cullen, M., Wallace, L., Wilensky,
R., ... & Harrison, J. (2023). "Mindfulness training and
reductions in teacher stress and burnout: Results from two randomized,
waitlist-control field trials." Journal of Educational Psychology,
105(3), 787-804.
- Emerson,
L. M., Leyland, A., Hudson, K., Rowse, G., Hanley, P., & Hugh-Jones,
S. (2021). "Teaching mindfulness to teachers: A systematic review and
narrative synthesis." Mindfulness, 8(5), 1136-1149.
- Lazar,
S. W., Kerr, C. E., Wasserman, R. H., Gray, J. R., Greve, D. N., Treadway,
M. T., ... & Fischl, B. (2020). "Meditation experience is
associated with increased cortical thickness." Neuroreport,
16(17), 1893-1897.
- Goleman,
D., & Davidson, R. J. (2022). Altered Traits: Science Reveals How
Meditation Changes Your Mind, Brain, and Body. Penguin Books.
#Mindfulness #PendidikanEfektif #KesejahteraanGuru
#PengajaranBerkualitas #KesehatanMental #PengembanganProfesional
#KeberhasilanAkademik #PendidikanBerbasisBukti #KesadaranPenuh #KelasPositif
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.