Apr 21, 2013

Jika Mengalami Obesitas

Oleh : Atep Afia Hidayat - Gejala obesitas tampaknya saat ini makin meluas, tidak hanya di kota besar, tetapi sudah masuk ke desa-desa terpencil. Tidak hanya orang dewasa, bahkan juga anak-anak dan Balita. Ya obesitas makin meluas. Populasi orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas memang terus cenderung meningkat, hal itu terutama disebabkan oleh perubahan gaya hidup, aktivitas fisik yang cenderung ringan atau kurang bergerak (sedentary), dan perubahan pola dan menu makan – jika semula banyak menyantap sajian tradional yang bergizi seimbang, kini bergeser ke menu cepat saji dan junk food.  

Disebut mengalami obesitas jika perhitungan Indeks Massa Tubuh (IBM) mencapai 30 kg/m2 atau lebih. BMI adalah suatu rumus kesehatan, di mana berat badan (BB) seseorang (kg) dibagi dengan tinggi badan (TB) pangkat dua (m2). Sebagai gambaran, jika berat badan Anda 60 kg dengan tinggi badan 160 cm, maka IBM Anda dapat dihitung sebagai berikut 60 kg/(1,6 m)2   sama dengan 18,75, berarti masih dalam batas normal (IBM 18,5 – 25 kg/m2). Sedangkan IBM 25 – 30 termasuk preobesitas; IBM 30 – 35 obesitas I; dan IBM 35 – 40 obesitas II.

Menurut laporan BBC, bahwa sekitar 22 persen pria dan 24 persen wanita di Inggris memiliki  IBM 30 kg/m2 atau lebih (obesitas). Secara keseluruhan sekitar 60,8 persen orang dewasa dan 31,1 persen anak-anak mengalami kelebihan berat badan (IBM 25 kg/m2 atau lebih). Sedangkan kondisi di Jakarta, menurut hasil penelitian tahun 2006, menunjukkan  67 persen warganya memiliki berat badan yang berisiko (overweight dan obesitas). Menurut laporan Kompas.com, ternyata tingkat obesitas di Amerika Serikat dan Indonenesia tidak jauh berbeda. Bahkan jika dibandingkan dengen kondisi di Spanyol, Portugal dan Jerman tingkat obesitas penduduk Indonesia malah lebih tinggi.

Menurut hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010, menunjukkan bahwa angka kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa (di atas usia 18 tahun) mencapai 21,7 persen, sekitar 11,7 persen (27,7 juta jiwa) adalah obesitas. Kalau memperhatikan data tersebut, maka ada 11,7 persen orang Indonesia yang mengalami obesitas (IBM 30 – 40), dan “hanya” 10,0 persen orang Indonesia yang kelebihan berat badan atau preobesitas (IBM 25 – 30). Sementara para dokter di Inggris telah sepakat dengan katagori, bahwa IBM 40 sudah dapat dikatagorikan “tidak sehat”.

Ciri kegemukan atau kelebihan berat badan bisa ditandai dari ukuran lingkar perut atau lingkar pinggang. Dalam hal ini untuk laki-laki, lingkar pinggang normal tidak boleh lebih dari 90 cm, dan pada  wanita tidak boleh lebih dari 80 cm. Sebagai gambaran, kondisi di Inggris pada tahun 1993, orang dewasa dengan kelebihan lingkar pinggang mencapai 23 persen, dan tahun 2009 melonjak jadi 38 persen. Sementara hasil studi di Jakarta mengungkapkan, bahwa 95 persen wanita  memiliki lingkar perut diatas normal, sedangkan yang normal  hanya 5 persen.

Obesitas menimbulkan beragam risiko dalam kehidupan, bahkan menurut BBC, sekitar 30 ribu orang Di Inggris meninggal akibat beragam penyakit yang berkaitan dengan onesitas. Banyak pakar bidang kesehatan yang memiliki keyakinan, bahwa dampak kesehatan obesitas  lebih buruk daripada merokok. Kelebihan berat badan dan obesitas terkait erat dengan beragam penyakit, seperti diabetes; penyakit jantung; tekanan darah tinggi; radang sendi; gangguan pencernaan; batu empedu; kanker (terutama kanker payudara dan kanker prostat); kebiasaan mendengkut dan apnea (mendadak berhenti nafas saat tidur); stres, kecemasan, dan depresi; dan infertilitas (mandul).

Secara ekonomi obesitas juga menyebabkan biaya kesehatan yang tinggi dan tingkat produktivitas yang menurun. Jika semakin meluas tentu saja akan berpengaruh kurang baik terhadap kondisi sumberdaya manusia secara nasional.

Ternyata kualitas dan kuanitas aktifitas fisik sangat berkaitan dengan obesitas. Hasil riset di Inggris menunjukkan, bahwa  tahun 1950-an ibu rumah tangga yang mengkonsumsi kalori lebih banyak dibanding wanita karir, ternyata berpenampilan lebih ramping. Hal itu berkaitan dengan aktifitas fisik yang jauh lebih banyak. Tak dapat dipungkiti kemajuan teknologi di berbagai bidang menyebabkan segalanya menjadi dipermudah, mulai dari mencuci pakaian, menempuh perjalanan, dan sebagainya. Apalagi dengan berkembangnya teknologi televisi dan internet, makin memanjakan setiap orang untuk duduk atau berbaring manis selama berjam-jam di satu tempat.

BBC juga mengungkapkan bahwa orang dengan IBM berkisar antara 19 – 20 memiliki peluang hidup lebih panjang, sedangkan tingkat kematian lebih tinggi pada kelompok orang dengan IBM 25 atau lebih. Konsep IBM sebenarnya tidak terlalu sempurna, sebagai gambaran seorang atlet angkat berat, tentu saja memiliki IBM yang tinggi, padahal tidak kelebihan berat badan dan memiliki lingkar perut dan pinggang yang ideal.

Lantas bagaimana cara mengendalikan berat badan dan menghindari obesitas ? Cara terbaik adalah jangan bersikap statis atau terpaku di suatu titik atau tempat, tetapi badan terus dibawa bergerak aktif. Di sisi lainnya kombinasi  diet yang sehat dan seimbang dengan olahraga teratur, sangat memadai untuk menghalau obesitas. Untuk pilihan jenis olah raga,  jalan cepat, berenang atau bersepeda lima kali seminggu selama 20-30 menit, merupakan langkah yang ideal untuk dilaksanakan.

Sedangkan bagi yang merasa sudah mengalami kegemukan, segera berkonsultasi dengan para ahli atau dokter spesialis untuk menentukan tindakan lebih lanjut. Untuk kasus obesitas yang parah, dokter bisa saja memberikan resep obat untuk terapi, misalnya dengan obat khusus yang bekerja dengan cara menghalangi pencernaan lemak. Untuk kasus yang tergolong ekstrin bisa saja dilakukan pembedahan, hal itu untuk menghindari potensi komplikasi yang akan terjadi. Sebagian besar pembedahan ialah untuk mengurangi ukuran perut.

Ya, sebenarnya lebih mudah mencegah terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas daripada “mengobati” beragam dampaknya. Tidak ada pilihan lain, ubah gaya hidup, lebih banyak bergerak, berolahraga, perhatiak pola dan menu makan, utamakan gizi yang seimbang. (Atep Afia – MG 0113 – 019/ Sumber: BBC.co.uk dan berbagai sumber lainnya).



2 comments:

  1. @B29-RIVALDI , TUGAS TB05

    Dijaman yang serba cepat ini, termasuk hadirnya fast food / junk food, bila sering dikonsumsi dapat menyebabkan dampak yang tidak baik, diantaranya menyebabkan obesitas. Untuk itu kita harus mengurangi makanan junk food seminimal mungkin. Obesitas juga dapat menyebabkan kematian, karena dapat mengganggu pernafasan

    ReplyDelete
  2. jaenudin angga, @E29-jaenudin
    mempunyai tubuh yang ideal ataupun atletis memang tidak lah mudah untuk mewujudkanya, tapi mempunyai tubuh yang sehat jasmani & rohani adalah hak semua umat manusia untuk merawat & menjaganya.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.