Jul 6, 2025

Lepas dari Jerat Judi Online: Peran Konseling dan Terapi Psikiatri dalam Pemulihan

Pendahuluan: Ketika Layar Menjadi Ladang Bahaya

"Judi online bukan sekadar hiburan digital—ia bisa menjadi candu yang merusak hidup."

Di era digital, judi online menjelma menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Akses mudah, tampilan menarik, dan janji keuntungan instan membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran adiksi. Menurut data dari PKJN RS Marzoeki Mahdi, sepanjang tahun 2024 tercatat 19 kunjungan pasien poli psikiatri akibat kecanduan judi online.

Bahkan, beberapa di antaranya sudah mengalami gangguan fungsi sosial dan ekonomi yang serius.

Kecanduan judi online bukan hanya soal kehilangan uang, tapi juga menyangkut kesehatan mental, relasi sosial, dan integritas pribadi. Maka, solusi pemulihan tidak cukup dengan larangan atau pemblokiran situs—dibutuhkan pendekatan medis dan psikologis yang komprehensif. Salah satunya adalah melalui konseling dan terapi psikiatri, khususnya Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Pembahasan Utama

🔍 Apa Itu Kecanduan Judi Online?

Kecanduan judi online adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan dorongan kompulsif untuk berjudi secara digital, meski sudah mengalami kerugian finansial dan sosial. Menurut DSM-5, kondisi ini termasuk dalam kategori Gambling Disorder, dengan gejala seperti:

  • Terus berjudi meski mengalami kerugian
  • Merasa gelisah saat tidak berjudi
  • Berbohong untuk menutupi aktivitas judi
  • Mengorbankan relasi dan pekerjaan demi berjudi

“Kecanduan judi online mirip dengan kecanduan zat—sama-sama melibatkan sistem reward otak dan kehilangan kontrol diri.” — Ratih Ibrahim, Psikolog Klinis

🧠 Mengapa CBT Efektif untuk Mengatasi Kecanduan?

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah pendekatan psikoterapi yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku negatif. Dalam konteks kecanduan judi online, CBT membantu pasien:

  • Mengenali pikiran irasional seperti “judi bisa bikin kaya”
  • Mengidentifikasi pemicu emosional seperti stres atau rasa bosan
  • Mengembangkan strategi coping yang sehat
  • Melatih kontrol impuls dan pengambilan keputusan

CBT dilakukan dalam sesi mingguan selama 3–6 bulan, tergantung tingkat keparahan adiksi. Terapi ini bisa dilakukan secara individual, kelompok, atau bersama keluarga.

💬 Konseling Psikiatri: Lebih dari Sekadar Curhat

Konseling psikiatri melibatkan interaksi antara pasien dan psikiater untuk:

  • Menyusun diagnosis berdasarkan DSM-5
  • Merancang terapi medis dan psikologis
  • Memberikan edukasi tentang adiksi dan pemulihan
  • Meresepkan obat jika diperlukan (misalnya untuk gangguan kecemasan atau depresi yang menyertai)

Di PKJN RS Marzoeki Mahdi, konseling dilakukan dalam dua bentuk: rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan cocok untuk pasien yang masih bisa menjalankan fungsi sosial, sementara rawat inap ditujukan bagi mereka yang sudah mengalami gangguan berat.

⚖️ Perspektif dan Perdebatan

Pandangan Pro:

  • CBT terbukti efektif dalam mengubah pola pikir adiktif
  • Konseling psikiatri memberikan pendekatan medis yang komprehensif
  • Terapi kelompok meningkatkan dukungan sosial dan motivasi pasien

Pandangan Kontra:

  • Biaya terapi dianggap mahal oleh sebagian masyarakat
  • Stigma terhadap layanan psikiatri masih tinggi
  • Kesembuhan tergantung pada motivasi dan komitmen pasien

“Terapi tidak akan berhasil jika pasien tidak yakin bahwa dirinya bisa sembuh.” — Ratih Ibrahim

Implikasi & Solusi

🌟 Dampak Positif Terapi Psikiatri

  • Individu: Meningkatkan kontrol diri dan kesehatan mental
  • Keluarga: Memperbaiki komunikasi dan kepercayaan
  • Masyarakat: Menurunkan angka kriminalitas dan konflik sosial
  • Sistem Kesehatan: Efisiensi dalam penanganan gangguan perilaku

💡 Solusi Praktis Berbasis Penelitian

  1. Edukasi Publik tentang CBT dan Konseling Psikiatri
    • Kampanye literasi kesehatan jiwa di sekolah dan komunitas
  2. Integrasi Layanan Psikiatri di Fasilitas Kesehatan Primer
    • Menyediakan layanan konseling di puskesmas dan klinik umum
  3. Pelatihan Psikolog dan Psikiater tentang Adiksi Digital
    • Memperkuat kompetensi tenaga medis dalam menangani kecanduan judi online
  4. Pengembangan Aplikasi Terapi Mandiri Berbasis CBT
    • Aplikasi seperti Woebot dan Wysa bisa menjadi pendamping terapi
  5. Kebijakan Anti-Stigma dan Perlindungan Privasi Pasien
    • Menjamin kerahasiaan data dan non-diskriminasi terhadap pasien

Kesimpulan: Pemulihan Dimulai dari Pikiran

Kecanduan judi online bukan akhir dari segalanya. Dengan pendekatan medis dan psikologis yang tepat—seperti CBT dan konseling psikiatri—pemulihan bukan hanya mungkin, tapi sangat nyata. Yang dibutuhkan adalah kesadaran, dukungan, dan komitmen untuk berubah.

Pertanyaannya: apakah kita siap membantu diri sendiri atau orang terdekat untuk keluar dari jerat digital yang merusak ini?

Sumber & Referensi

  • Upaya Pemulihan Untuk Pecandu Judi Online – Sehat Negeriku
  • Psikolog Ungkap Terapi untuk Bantu Sembuh dari Kecanduan Judi Online – Liputan6
  • Perang Melawan Judi Online dan Upaya Pemulihan Kecanduan – Indonesia.go.id
  • DSM-5 – Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
  • WHO Mental Health Atlas 2022
  • APA – Guide to Behavioral Addictions
  • Kemenkes RI – Riskesdas 2018
  • Universitas Indonesia – Departemen Psikiatri FKUI
  • Journal of Gambling Studies
  • Satupersen.net – Edukasi Kesehatan Mental Digital

Hashtag

#KecanduanJudiOnline #CBTIndonesia #KesehatanMental #PsikiatriDigital #PemulihanAdiksi #StopJudiOnline #TerapiPsikologis #MentalHealthAwareness #KonselingPsikiatri #HidupSehatTanpaJudi

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.