Apr 27, 2013

Hubungan Stres dengan Obesitas


Stres bisa menimpa siapa saja, laki-laki-perempuan, tua-muda, kaya-miskin. Menurut catatan Mayo Clicic,  stres merupakan reaksi psikologis dan fisik normal terhadap tuntutan kehidupan. Otak manusia  dilengkapi sistem alarm untuk melindungi diri dari beragam ancaman.


Sistem dalam otak tersebut mampu mendeteksi ancaman, sehingga memicu tubuh untuk melepaskan hormone tertentu untuk meredam gejala stress. Pada saat ancaman itu mereda atau hilang, kondisi tubuh akan kembali seperti sediakala. Namun dengan semakin buruknya kondisi lingkungan dan pengelolaan diri yang kurang baik, maka system alarm bekerja tidak akurat lagi.

Dalam hal ini dikenal  konsep yang dinamakan manajemen stress. Melalui manajemen stress sistem alarm yang dimiliki dikonsevasi, ditata-ulang, sehingga bekerja lebih akurat lagi. Jika manajemen stress tidak diterapkan, maka kondisi tubuh menjadi tidak jelas, apakah sedang dalam tekanan stress atau tidak. Hal itu karena sinyal dari otak tidak bias direspons lagi, atau sinyalnya sendiri sudah tidak akurat.  Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut maka timbulah persoalan kesehatan yang serius. Oleh sebab itu, pelajarilah manajemen stress.

Ketika tekanan stres melanda seseorang, hal yang terjadi bias berupa gangguan kebiasaan makan. Seorang menjadi lebih sulit untuk menerapkan pola makan yang sehat dalam kehidupannya. Dalam kondisi tingkat stress tertentu, diperlukan asupan untuk memenuhi kebutuhan emosional. Edward T. Creagan, MD, seorang Onkologi dari Mayo Clinic, mengistilahkannya dengan “makan stress”. Dalam hal ini penderita stress cenderung untuk mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, bahkan pada saat kondisi tidak lapar.

Dengan kata lain, pada kondisi tertentu stres bisa memicu dan memacu keinginan untuk makan secara berlebihan, sehingga tidak menghiraukan lagi dampak kelebihan berat badan, bahkan obesitas yang bakal dialami. Pada kondisi yang demikian, diperlukan teknik-teknik manajemen stress untuk mengendalikan kenaikan berat badan, sebagaimana dianjurkan oleh Edward T. Creagan, MD :

Kenali tanda-tanda peringatan stres, seperti kecemasan, mudah tersinggung dan ketegangan otot.
Sebelum makan, tanyakan pada diri sendiri mengapa Anda makan - apakah Anda benar-benar lapar atau apakah anda merasa stres atau cemas?
Jika Anda tergoda untuk makan saat Anda tidak lapar, cari pengalih perhatian.
Jangan melewatkan makan, khususnya sarapan.
Mencatat perilaku dan kebiasaan makan sehingga Anda dapat mencari pola dan hubungan - dan kemudian mengatasinya.
Pelajari keterampilan pemecahan masalah sehingga Anda dapat mengantisipasi tantangan dan mengatasi kemunduran.
Lakukan  relaksasi, seperti yoga, pijat atau meditasi.
Selalu beraktivitas fisik secara teratur atau berolahraga.
Biasakan tidur cukup dan teratur.
Dapatkan dorongan dan dukungan  dari teman-teman dan keluarga.

Namun jika Anda telah mencoba teknik-teknik manajemen stress tersebut secara mandiri, tetapi hasilnya tidak memuaskan, maka carilah bantuan profesional melalui psikoterapi atau konseling. Ternyata manajemen stress begitu penting, termasuk jika gejala stress itu ditandai dengan keinginan makan yang berlebihan, yang diduga bisa menimbulkan kenaikan berat badan secara berlebihan atau obesitas. (Atep Afia, Sumber : www.mayoclinic.com)


6 comments:

  1. Artikel yang menarik..
    Menurut saya, setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam melampiaskan stress mereka, ada yg dengan cara berelaksasi, ada yang dengan tidur, ada juga yang dengan makan, dan masih banyak lainnya.

    Pelampiasan dengan makan ini yang sulit di kontrol, karena memberikan dampak yang negatif, makan menjadi tidak teratur sehingga menyebabkan obesitas. Orang yang obesitas lebih rentan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, seperti yang dikatakan di atas, kita perlu me-manage stree kita..

    ReplyDelete
  2. stress itu terjadi karena masalah yang kita hadapi tidak bisa kita atasi dengan baik, sehingga tubuh kita merasakan hal yang tidak baik, ketika kita stress kita cenderung untuk makan yang banyak, padahal makan yang banyak dapat menyebabkan obesitas, tentu saja obesitas membuat seseorang lebih mudah terkena penyakit, oleh karena jika kita ingin mengatasi masalah, kita atasi akarnya terlebih dahulu yaitu stess

    ReplyDelete
  3. trimakasih atas artikelnya ,,,,,,,,,
    semua orang pasti pernah mengalami penyakit yang namanya stress
    dan itu wajar karena setiap orang pasti memiliki masalah ,,,
    dan hal yang menjadi tidak wajar adalah cara pelampiasan yang biasanya dilakukan ,salah satunya adalah makannnnnn.
    tanpa disadari makan yang berlebihan akibat stress sangat berpengaruh terjadinya obesitas,,,,,,,

    ReplyDelete
  4. Artikel yang sangat bermanfaat, saya setuju dengan pemaparan artikel ini mengenai stress. banyak diantara kita yang tidak bisa menghindari stress dan memanajemen stress begitu juga dengan saya pribadi. sebaiknya ketika kita stress hindari obat2an kimia yang belum tentu aman menurut kesehatan. berkonsultasi ke pakar yang lebih ahli tentu merupakan jalan yang rasional.

    ReplyDelete
  5. @C03-ARIF
    Setau saya kalo lagi stres itu makn jadi ngga doyan trus badan jadi kurus,tapi ini kok sebaliknya ya malahan.. haha
    tapi nice info sih. thx

    ReplyDelete
  6. @B01-IWAN

    stres terhadap masalah yang kita hadapi didalam hidup kita harus diatasi dengan ketenangan, dan yang paling penting masalah jangan ditinggalkan tetapi dihadapi agar tidak berdampak stres dikemudian waktu.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.