Apr 24, 2013

Pasar Tradisional Makin "Sekarat"

Oleh : Atep Afia Hidayat - Keberadaan pasar tradisional terus mengalami peminggiran. Hal itu tidak hanya terjadi di wilayah DKI Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lain, bahkan sampai ke kota kecil sekelas kota kecamatan. Penyebab utamanya ialah ekspansi minimarket dan supermarket yang semakin menggebu. Minimarket merk tertentu bermunculan bagai jamur dimusim hujan, seperti tidak mengindahkan lagi aturan persaingan usaha.

Dalam hal ini Pemda sebagai pengelola wilayah hanya berdiam diri dan pura-pura tidak tahu, mungkin karena setoran pajak minimarket dan supermarket yang lebih jelas. Di DKI Jakarta misalnya, ada Peraturan Daerah DKI No. 22 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta menerapkan aturan zonasi minimal 2,5 kilometer dari pasar tradisional, namun para pengusaha sama sekali tak menghiraukan hal itu. Bahkan keberadaan minimarket menempel ketat lokasi pasar tradisional.

Menurut Ketua Majelis Pertimbangan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Hasan Basri (dalam VIVAnews , 20 Februari 2011), dalam kurun waktu empat tahun terakhir sedikitnya sembilan pasar tradisional tutup. Contohnya: Pasar Kebon Melati, Pasar Tulodong, Pasar Sudi Mampir, dan Pasar Kampung Melayu.

Bangkrutnya pasar tradisional di Jakarta karena kalah bersaing dengan minimarket dan supermarket. Pusat perbelanjaan modern di Jakarta terus-menerus bermunculan, saat ini sudah mencapai 70 dan lebih banyak dibanding kota-kota dunia lainnya. Minimarket seperti Alfamart dan Indomart terus melakukan ekspansi, saat ini masing-masing sudah memiliki 4.812 dan 5.004 gerai. Sebagian di antaranya ada di Jakarta

Kondisi di kota-kota dan daerah lain juga hampir serupa, banyak pasar tradisional yang dalam kondisi sekarat, mati segan hidup pun tak mau. Untuk kota-kota kecamatan yang potensial tidak hanya dirambah minimarket, tetapi sudah dilengkapi pusat perbelanjaan modern yang dilengkapi super market.

Sebagai contoh di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berpenduduk 150 ribu jiwa, kini sedang dibangun Rancaekek Trade Center (RTC). Selain itu di Rancaekek telah hadir belasan minimarket Alfamart, Indomart dan Yomart. Fenomena serupa terjadi di kota-kota kecil potensial lainnya di seluruh Pulau Jawa, bahkan di luar Jawa. 

Keberadaan minimarket dan supermarket jelas mempercantik kondisi suatu kota dan mempermudah penduduk setempat untuk berbelanja. Namun di sisi lain keberadaan pasar tradisional semakin mengenaskan. Bagaimana nasib para pedagang dan pemasok beserta keluarganya, untuk alih usaha atau alih profesi jelas tidak mudah.

Memperhatikan kondisi yang semakin tidak adil ini, pemerintah daerah tidak bisa hanya menjadi penonton. Pemda harus berupaya menegakkan aturan main yang ditetapkan, terutama guna melindungi nasib si lemah. Bagaimana caranya supaya antara si kuat dengan si lemah, yaitu antara mini market dan super market dengan pasar tradisional terjadi sinergi yang saling mengntungkan, di mana Pemda bisa berperan sebagai mediator.

Persoalan persaingan usaha ini sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 1990-an. Bahkan, sekitar tahun 1993 di Jakarta pernah muncul gagasan supaya semua super market tutup pada hari Minggu. Namun gagasan itu tidak terealisasi, karena lobby pengusaha super market yang terlalu kuat.

Untuk melindungi keberadaan pasar tradisional, pihak Pemda harus benar-benar tegas, sebagaimana mulai diterapkan Pemda DKI Jakarta, yang mulai 14 Februari 2011 telah melakukan penertiban minimarket dan sudah menyetop pemberian izin baru. Bahkan Pemda DKI Jakarta akan melibatkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengawasi praktek bisnis waralaba tersebut.

Pasar tradisional makin banyak yang “sekarat”. Berbagai langkah “perlindungan” yang ditempuh dimaksudkan sebagai keberpihakan pada pelaku ekonomi kecil. Namun pengelola pasar tradisional pun harus segera membenahi pasar-pasar yang ada, sehingga lebih bersih, artistik dan layak dikunjungi.

Sebagai contoh, Pasar Tradisional Serpong, Kota Tangerang Selatan keberadaannya cukup memberikan kenyamanan bagi konsumen. Kondisinya Bersih, tertib, megah dan representatif, sehingga mampu menghapus kesan pasar tradisional yang sembrawut, macet, jorok dan kumuh. (Atep Afia)

30 comments:

  1. tidak dipungkuri, pemda selalu jadi penonton. yang kaya yang berkuasa. penyakit ini yang mengakar pada masyarakat indonesia. solusi adalah meningkatkan kedisiplinan dalam membuat suatu aturan sehingga pembuat dan pelaku dapat mengaplikasikannya dengan baik dan terealisasikan.

    ReplyDelete
  2. Perlu adanya tindakan tegas terhadap pemerintah daerah, karena mereka tidak menjalankan peraturaran daerah tentang perpasaran swasta.

    ReplyDelete
  3. Seharusnya Pemerintah daerah tidak bisa hanya menjadi penonton. Pemda harus berupaya menegakkan aturan main yang ditetapkan, agar antara mini market dan super market dengan pasar tradisional terjadi sinergi yang saling menguntungkan, di mana Pemda bisa berperan sebagai mediator.

    ReplyDelete
  4. Hal ini dikarenakan urusan dengan pundi-pundi keuangan. Mal-mal dan supermarket yang dibangun dengan cara menggusur pasar tradisional pendapatannya untuk daerah sangat besar. Demi uang pemda Jakarta menyingkirkan pasar tradisional. Pemda masih memihak pengusaha. Sampai saat ini Pemerintah Tangerang masih konsisten menyediakan tempat bagi PKL.Salut buat Tangerang

    ReplyDelete
  5. Artikel yang menarik untuk kita simak...
    Ya..memang benar apa yang telah disampaikan ole penulis perihal keberadaan pasar tradisional yang makin "sekarat".
    Menjamurnya pasar swalayan seperti minimarket alfamart, indomart dan masih banyak lainnya,yang justru lokasi/keberadaanya tidak sesuai dengan telah membuat perda DKI No.22 Tahun 2002 yang mengharuskan minimum berjarak 2,5 km dari pasar tradisional, semakin memperparah pasar tradisional. Terjadi persaingan yang tidak seimbang, yang pada akhirnya pasar tradisional berada pada kondisi sekarat, bahkan beberapa telah mati. Sungguh ironis, fakta di lapangan, pasar swalayan justru seolah-olah tak mau tahu akan keberadaanya yang mengancam kelangsungan pasar tradisional. Sudah seharusnya,pemerintah daerah yang memiliki kewenangan akan perizinan pasar-pasar swalayan, melihat jauh ke depan dan melaksanakan sesuai perda yang dikeluarkan. Jangan hanya karena alasan keuntungan pemasukan daerah dari pajak pasar swalayan dan akibat lobi-lobi khusus kaum pebisinis tersebut terus menutup mata tanpa memikirkan dan melihat kenyataan akan kondisi pasar tradisional yang akan tersisihkan.Sebetulnya kalau pemerintah daerah mau benar-benar memberikan solusi terbaik (win-win solution), maka banyak cara yang bisa dilakukan seperti adanya pembenahan pada pasar tradisional agar lebih layak, bersih, aman dan nyaman untuk dikunjungi pembeli/konsumen hingga menaikan citra pasar tradisional. Di sisi lain, pemerintah juga harus selektif dan tidak mengenal kompromi pada saat memberikan perizinan lokasi pendirian pasar swalayan.
    Boleh, pasar swalayan didirikan asalkan lokasinya jauh (min. 2,5 km dari pasar tradisional sesuai perda di atas)hingga tidak mengancam pasar tradisional.Pemerintah harus melihat akan efek yang terjadi bila pasar tradisional akhirnya sekarat dan mati. Bagaiman nasib para penjual di sana yang notabene kelas ekonomi menengah ke bawah?

    ReplyDelete
  6. Hal seperti ini dapat dihindari apabila kesadaran dari masyarakat atau konsumen lebih peduli lagi dengan pasar tradisional karena jika dibandingkan dengan kualitas barang yang dipasarkan tidak kalah dari supermarket atau minimarket. Dan yang tidak kalah penting adalah harga yang ditawarka jauh lebih murah dari pada harga yang dipasarkan di supermarket atau minimarket.

    ReplyDelete
  7. keberadaan minimarket memang lebih menjamur sekarang ini ,
    karna masyarakat berfikir tempat dan sayur atau barang lainnya lebih bersih dari pada di pasar tradisional , dan seharusnya pemerintah setempat memperbaiki fasilitas pasar tradisonal agar masyarakat nyaman dengan pasar tradisional

    ReplyDelete
  8. Bukannya sekarang sudah ada rencana pemerintah untuk pembaharuan Pasar-pasar Tradisional?? seharusnya lebih di tegaskan kembali upaya-upaya pemerintah dalam pembangunan tersebut, dan tidak dipungkiri memang masih banyak ditemukan pasar Tradisional yang kumuh, jorok dan menimbulkan kemacetan disana sini.

    ReplyDelete
  9. Perlu kepedulian yang lebih dari pemerintah dalam meyikapi tindakan seperti ini, melakukan peremajaan terhadap pasar tradisioanal agar masyarakat lebih nyaman berbelanja di pasar tradisional.

    ReplyDelete
  10. Tidak ada salahnya jika minimarket dan supermarket menjamur di setiap kota. Karena tidak dipungkuri minimarket memberikan kontribusi pajak yang jelas. Pemerintah tidak perlu membatasi adanya minimarket yang menjamur, tetapi pemerintah harus memperbaiki pasar-pasar tradisional. Mengubah pasar tradisional menjadi pasar modern yang bersih, bebas dari tindak kriminal. Dengan demikian antara pasar tradisional dan minimarket bisa sama-sama berkembang, dan bisa menjalin kerjasama diantara pemilik supermarket dengan pedagang di pasar tradisional. Misalnya untuk pasokan sayur dan buah pihak supermarket bisa mengambil barang dari pasar tradisional.

    ReplyDelete
  11. Jika memang pemerintah mengizinkan pasar modern semakin berkembang pesat daripada pasar tradisional , pemerintah harus menciptakan atau membangun pasar tradisional yang semulanya terlihat tidak layak untuk dikunjungi dan diragukan kualitas kebersihan sayur-mayur dan daging menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi agar pedagang di pasar tradisional tidak mengalami kerugian yang mengakibatkan tidak dapat berdagang dan akhirnya menyebabkan pengangguran. Selain itu jika memang pemerintah tidak merasa peduli dengan keadaan mirisnya pasar tradisional penduduk bisa beralih profesi secara perlahan namun pasti dalam bidang bercocok tanam dan hasil yang diperoleh dijual sehingga penghasilan yang didapatkan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    ReplyDelete
  12. Seharusnya pemerintah lebih peduli dengan nasib pedagang pedagang kecil yang berdagang di pasar tradisional yaitu seperti melakukan perbaikan dan pembaruan konsep pasar tradisional yang terkesan jorok menjadi pasar tradisional yang bersih dan tertata rapih sehingga konsumen lebih memilih belanja di pasar tradisional ketimbang di supermarket yang harganya mahal mahal .

    ReplyDelete
  13. Memang benar jika dikatakan bahwa kondisi pasar tradisional makin sekarat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain karena banyaknya minimarket yang muncul dan berkembang dengan pesat, tetapi juga dikarenakan kondisi pasar tradisional yang selalu dikaitkan dengan jorok, kumuh, dan semrawut sehingga makin mengurangi minat para pembeli untuk pergi ke pasar tradisional tersebut. Seharusnya pemerintah daerah segera membenahi kondisi pasar-pasar tradisional tersebut agar bisa menarik kembali pembeli sehingga tidak beralih ke pasar modern. Bagaimanapun juga, sebenarnya masih banyak peminat yang ingin tetap berbelanja di pasar tradisional, selain bisa memperoleh harga yang relative murah, kita juga bisa mendapatkan bahan-bahan makanan yang masih segar dibandingkan bila kita berbelanja di supermarket.

    ReplyDelete
  14. Sebaiknya harus ada kerja sama pemerintah dengan pihak lain bersama-sama mencari jalan keluar dan tidak ada yang dirugikan , selama ini kebanyan pengen menang sendiri tanpa menghiraukan satu sama lain,justru pasar tradisional lah produknya tidak kalah dengan produk lain .

    ReplyDelete
  15. Cukup miris rasanya melihat persaingan pasar tradisional dengan mini market. Saya setuju dengan penertiban dan penyetopan pemberian izin baru bagi mini market maupun mall. Beruntung DKI Jakarta memiliki Gubernur baru Jokowidodo, karena beliau memang pro rakyat dan bersikeras untuk mempertahankan pasar tradisional dari pada mini market, swalayan maupun mall. Tindakan ini sudah terealisasikan semenjak beliau menjabat sebagai walikota Solo. Banyak pengusaha yang berbondong-bondong ingin meminta izin mendirikan mall di kota itu, tetapi ditolaknya! Jokowidodo menegaskan bahwa 1 mall hanya memberikan penghasilan utama pada pemiliknya saja, tapi dalam 1 pasar memberikan penghasilan pada banyak orang yaitu pedagang! Disamping itu harga di pasar lebih murah dan kita bisa tawar menawar sebagai ciri khas masyarakat Indonesia pada umumnya.

    ReplyDelete
  16. Sepertinya pasar tradisional ini menjadi "sekarat" karena beberapa alasan misalnya kenyamanannya, fasilitasnya atau mungkin juga dari kelengkapan barang yang dijual di pasar, Tetapi nampaknya pemerintah juga sudah berusaha memperbaiki kondisi ini dimana sudah ada beberapa pasar tradisional direnovasi menjadi terlihat lebih modern dan nyaman untuk berbelanja

    ReplyDelete
  17. melihat kasus di atas, sangat memperihatinkan untuk pengusaha - pengusaha pasar tradisional. mereka akan smakin sekarat jika pemerintah tidak tegas terhadap pengusaha - pengusaha se-kelas mini market/supermarket. perlu adanya peraturan yang jelas untuk menyikapi hal ini. jangan sampai pasar tradisional lambat laun semakin menghilang.

    ReplyDelete
  18. Dengan berkembangnya jaman modern, hal-hal yang berbentuk tradisional pun ikut tergerus tak terkecuali pasar tradisional. Pasar yang mayoritas pelakunya yaitu kaum menengah kebawah, justru harus siap-siap terkubur oleh pasar modern. Padahal keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu masyarakat kecil terutama yang berada di pedalaman untuk melakukan jual-beli demi kelangsungan hidupnya.
    Dalam hal ini,pemerintah yang harus bergerak aktif untuk melakukan pembugaran terhadap keberadaan pasar tradisional, agar masyarakat tidak beralih ke pasar modern.

    ReplyDelete
  19. Moderenisasi telah menggeser kedudukan pasar tradisional dari minat masyarakat luas, padahal dari segi haraga pasar tradisional mempunyai harga yang efektif dibandingan dengan harga yang kiuta beli di minimarlket ataupun supermarket. Masyarakat cenderung memeilih tempat yang nyaman dan sejuk untuk membeli kebutuhan sehari - harinya dan rela merogoh kocek demi berlama - lama di tempat ber-AC, keefektifan waktu juga bvisa dapatkan dengan berbelanja di minimart dan supermarket. Pemmerintah sharusnya memberikan fasilitas yang nyaman untuk pasar tradisional sehingga masyarakat tidak berpaling terhadap minatnya terhadap pasar tradisional. Jika pasar tradisional memiliki tempat yang bersih, nyaman dan tertata rapih untuk mempermudah pencarian barang - barang yang dibutuhkan, Insya Allah beasar kemungkinan masyarakat akan kembali berminat terhadap pasar tradisional.

    ReplyDelete
  20. Seharusnya pemerintah yang mengambil langkah bijak untuk memerbaiki kondisi pasar tradisional sehingga tidak membuat pasar tradisional menjadi kala saing dengan moderenisasi (supermarket, minimarket, swalayan) yang ada. Apabila pasar tradisional dirubah dari yang kotor, becek, semrawut menjadi bersih, rapih dan tertata maka pasar tradisional tidak akan kalah saing dengan supermarket yang ada. Sehingga tidak mematikan pemasukan pedagang yang berada di pasar tradisional yang hanya bermodal pas-pasan.

    ReplyDelete
  21. Muhammad Haris5/24/2014 10:16 PM

    Menurut pengalaman saya salah satu faktor yang mempengaruhi berkurangnya jumlah masyarakat yang memilih pasar tradisional yaitu kebersihan dan tingkat keamanan dari pasar tradisional lebih buruk dibandingkan dengan pasar modern. Dari pengalaman pribadi saya ketika mengunjungi pasar tradisional, biasanya suasanya becek dan banyak bau tidak sedap. Walaupun pada awalnya saya biasanya mengunjungi pasar tradisional tetapi seiring berjalan waktu saya jadi lebih memilih pasar modern. Mungkin karena suasana yang lebih nyaman. Sudah saatnya pemerintah mulai memajukan pasar tradisional, terutama dari sektor kenyamanan dan keamanannya.

    ReplyDelete
  22. Yang harus dilakukan pemerintah adalah memodernisasi pasar tradisional agar terlihat lebih nyaman, bersih dan asri dan membuat orang-orang lebih tertarik dengan pasar tradisional.

    ReplyDelete
  23. Pasar tradisional sebenarnya nyaman namun, saya fikir harusnya masyarakat lebih intens untuk pergi ke pasar tradisional dari pada pasar moderen supaya pasar tradisional rame.

    ReplyDelete
  24. pasar tradisional jama sekarang sudah banyak yang tidak layak di gunakan dan sangat kumuh sehingga berkurang nya peminat konsumen untuk berbelanja ke pasar tradisional,setidak nya kondisi ini harus di perhatikan oleh pemerintah setempat.

    ReplyDelete
  25. Keadaan pasar tradisional yang ( kebanyakan ) kumuh membuat masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di minimarket2 yang ada yang secara keadaan memang lebih membuat nyaman. Namun alasan ini pulalah yang juga dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk lebih "menyemarakkan" minimarket2 lebih banyak di berbagai wilayah. Pemerintah sebenarnya sudah berusaha dengan menjadikan si pasar tradisional menjadi pasar modern dengan dibangunnya bangunan gedung untuk tempat terjadinya transaksi jual beli tersebut sehingga tercipta pula rasa nyaman selama para pedagang menjaga kebersihan pasar dan dibantu oleh petugas pasar. Bagaimanapun pasar tradisional harus tetap ada karena masyarakat Indonesia tidak sedikit yang berada di taraf menengah ke bawah yang ( hanya ) mampu berbelanja di pasar tradisional.

    ReplyDelete
  26. Surya Dwiatmaja @C12-SURYA

    Hidup itu tentang kompetisi dan pilihan. Bukan salah pasar-pasar modern jika pasar tradisional kalah saing dan semakin ditinggalkan konsumen.
    Pasar tradisional harus berbenah, menghapus kesan kumuh, bau, macet, semerawut yang selama ini melekat. Dan bermetamorfosis menjadi pasar yang bersih, nyaman, dan aman. Untuk merubah pasar tradisional menjadi pasar yang bersih dan nyaman diperlukan peran pemerintah berupa penyediaan dana.
    Pasar tradisional sudah memiliki keunggulan dasar yaitu berupa produk2 yang lebih segar, pilihan yang lebih beragam, harga yang lebih murah, interaksi sosial yang berjalan, dll. Jika saja metamorfosis tersebut dapat berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin pasar tradisional akan menjadi pasar favorit pilihan konsumen seperti dahulu.

    Sekian terimakasih.

    ReplyDelete
  27. karena masyarakat lebih menyukai belanja di mall bukan di pasar tradisional di karenakan kondisinya kurang nyaman dari segi fasilitas dan lainya, seharusnya pemerintah melakukan tidakan seperti memperbaiki fasilitas pasar tradisional agar lebih nyaman bagi pembeli.

    ReplyDelete
  28. Arief Risaldi, @E11-Arief
    mengenai pasar tradisional yang semakin kurang peminatnya ,ini seharusnya di tanggapi dengan serius oleh pemerintah karena hal ini semakin membuat rakyat kecil semakin hilang mata pencahariannya karena pasokan dari barang import yang lebih di pilih oleh masyarakat terutama kalangan atas.

    ReplyDelete
  29. Diana Try Ariani / 46114110123 / KWU 1 Kamis

    Menurut saya sih keadaan seperti ini tidak bisa menyalahkan satu pihak atau kedua-duanya karena zaman makin berkembang dan modern maka wajar banyak mini market atau supermarket juga semakin banyak, sehingga pasar tradisional kurang diminati lagi, hal ini juga tergantung dengan masyrakat indonesianya sendiri apakah kebutuhannya untuk membeli terpenuhi ketika membeli di supermarket atau malah sebaliknya, jika sebaliknya maka pasar tradisional pun masih menjadi pilihan untuk berbelanja. Untuk solusinya sepertinya harus dilihat dulu dari berbagai aspek seperti biaya, jarak, kondisi tempat dll yang membuat orang-orang berbelanja memilih pasar tradisional atau supermarket.
    Terima Kasih

    ReplyDelete
  30. Diana Try Ariani / 46114110123 / KWU 1 Kamis

    Menurut saya sih keadaan seperti ini tidak bisa menyalahkan satu pihak atau kedua-duanya karena zaman makin berkembang dan modern maka wajar banyak mini market atau supermarket juga semakin banyak, sehingga pasar tradisional kurang diminati lagi, hal ini juga tergantung dengan masyrakat indonesianya sendiri apakah kebutuhannya untuk membeli terpenuhi ketika membeli di supermarket atau malah sebaliknya, jika sebaliknya maka pasar tradisional pun masih menjadi pilihan untuk berbelanja. Untuk solusinya sepertinya harus dilihat dulu dari berbagai aspek seperti biaya, jarak, kondisi tempat dll yang membuat orang-orang berbelanja memilih pasar tradisional atau supermarket.
    Terima Kasih

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.