Apr 24, 2013

Gunung Kidul Ekspor Gudeg dalam Kaleng

Oleh : Atep Afia Hidayat - Gunung Kidul merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan luas wilayah mencapai 1.485 km2, atau sekitar 46,6 persen dari luas DIY. Jumlah penduduk Gunung Kidul mencapai 700 ribu jiwa, tersebar di 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Ibukota Kabupaten Gunung Kidul berlokasi di Wonosari, dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dengan mobil dari Kota Yogyakarta. Wilayah Gunung Kidul didominasi pegunungan kapur dan perbukitan, kondisi alam relatif tandus dan pada musim kemarau kerap dilanda kekeringan.

Jelas Gunung Kidul bukan merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah ini kurang bisa mengandalkan hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Namun daerah ini memiliki peluang untuk pengembangan industri olahan hasil pertanian (agroindustri). Kawasan agroindustri bisa dikembangkan di sini, tentu saja perlu dukungan infrastruktur yang memadai. Untuk kepentingan ekspor bisa menggunakan fasilitas Pelabuhan Semarang.

Ternyata diam-diam Gunung Kidul sudah berhasil mengekspor gudeg dalam kaleng ke pasar luar negeri, bahkan mencapai Belanda dan Arab Saudi. Produk tersebut diproduksi oleh Gudeg Bu Citro dengan lisensi dari LIPI. Proses pemasaran dan distribusi produk gudeg kaleng, selama ini diselenggarakan oleh Koperasi LIPI Gading (Koliga). Koliga sendiri beralamat di Jl. Wonosari - Yogyakarta Km 4, Gading, Playen, Gunungkidul. Tempat yang juga menjadi kantor UPT BPPK LIPI Yogyakarta.

Gudeng dalam kaleng merupakan hasil inovasi Unit Pelaksana Teknis, Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPT BPPK LIPI) di Kabupaten Gunung Kidul. Proses riset sudah berlangsung mulai 2005. Fokus riset ialah mengkaji daya tahan masakan gudeg yang dikemas dalam kaleng. Ternyata proses pengalengan, bisa membuat gudeg bertahan dalam kaleng selama selama dua-tiga tahun. Prinsip utamanya ialah menekan sesedikit mungkin terjadinya kontak udara pada tahap pengepakan masakan gudeg ke dalam kaleng. Untuk strerilisasi gudeg dalam kaleng, digunakan teknologi hampa udara dengan suhu melebihi 121 derajat celsius, dengan tekanan dua atmosfer. Pada kondisi yang demikian, bakteri dekomposer mati. Gudeg dalam kaleng produk Gunung Kidul pun ternyata bebas bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pengawet.

Dalam perkembangannya UPT BPPK LIPI Gunung Kidul pun, pada Januari 2010 berhasil meraih Nomor BPOM MD : 555112001035. Selain itu juga memperoleh Label Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah terlebih dahulu melakukan tahapan proses uji klinis, sebagai prasyarat akhir sebelum dikomersialkan.

Selain gudeg, produk dalam kaleng lainnya ialah sayur lombok ijo, tempe kari, dan mangut lele. Langkah ke depan diversifikasi produk mungki akan terus dilakukan.

Terobosan LIPI di Gunung Kidul tentu saja perlu ditindak-lanjuti dengan pengembangan skala produksi, sehingga nilai ekonomi yang diperoleh makin membesar. Hal tersebut jelas akan memberikan nilai tambah secara langsung bagi kesejahteraan masyarakat Gunung Kidul. Kalau LIPI sebagai pemrakarsa bekerjasama dengan Pemda Gunung Kidul, dan didukung oleh dunia usaha nasional, maka Gunung Kidul akan tumbuh menjadi sentra industri makanan kalengan, khususnya makanan khas daerah setempat. Upaya ini diharapkan bisa mengurangi angka kemiskinan, menambah lapangan kerja, memberdayakan potensi ekonomi lokal, bahkan menambah devisa negara. (Atep Afia)

23 comments:

  1. Langkah yang sangat bagus yang telah dilakukan oleh warga Gunung Kidul.Selain mengekspor makanan gudeg mereka juga telah memperkenalkan makanan khas indonesia sampai ke negara Arab Saudi dan Belanda.Produk yang ditawarkanpun tidak memakai bahan pengawet.Sungguh terobosan yang sangat baik telah dilakukan oleh warga Gunung Kidul.

    ReplyDelete
  2. Semoga gudeg bisa di ekspor ke bberapa benua atau Negara lainnya, serta dapat memperkenalkan lebih jauh lagi mengenai kuliner asli Indonesia. Serta bias menjadi inspirasi untuk daerah lainnya agar bisa mengolah makanan khasnya menjadi lebih tahan lama.

    ReplyDelete
  3. sungguh membanggakan, sebuah daerah yang kurang berpotensi dapat menghasilkan suatu produk unggulan bahkan sudah dapat diexport. patut dicontoh bagi daerah-daerah lain. sungguh inovasi yang sangat baik.

    ReplyDelete
  4. Terobosan dan inovasi warga Gunung Kidul ini patut di contoh untuk daerah lainnnya ,karana daerah ini mampu mengexspor makanan khas daerah sampai ke beberapa Negara ,walaupun daerah tersebut kurang bagus dalam masalah pertaniannnya.

    ReplyDelete
  5. Indonesia terkenal dengan negara yang mempunyai beragam masakan tradisional, Namun seiring perkembangan jaman masakan tradisional mulai banyak yang ditinggalkan. Oleh karena itu, perlu memberi nilai tambah pada masakan tradisional agar bisa memenangkan persaingan global. Inovasi gudeg kaleng merupakan salah satu contoh usaha yang dapat memberi nilai tambah masakan tradisional. Sangat menginspirasi !

    ReplyDelete
  6. Artikel yang menarik untuk kita baca, jujur saja kalau Saya gak baca ini artikel, Saya tidak tahu akan gudeg Jojga yang ternyata telah jadi barang export.

    Sungguh langkah inovatif yang patut kita acungi jempol, denga sentuhan tangan-tangan ahli UPT BPPK LIPI) di Kabupaten Gunung Kidul, mampu membuat gudeg yang biasa-biasa saja menjadi makanan kaleng yang merambah dunia luar. Prestasi yang besar dan patut dihargai.Semoga apa yang telah diacapai, terus dikembangkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, hingga makanan khas Jogja tersebut bisa menjadi alternatif diversifikasi hasil pertanian yang bisa diandalkan.

    ReplyDelete
  7. Walaupun saya bukan berasal dari Yogya, saya merasa bangga, mendengar produk lokal dapat dikembangkan dan d ekspor ke luar negeri. Hal seperti ini tentunya perlu dikembangkan dan didukung oleh Pemerintah.

    ReplyDelete
  8. Makanan khas Yogyakarta ini memang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, tidak hanya di jogja di kota-kota lain pun banyak yang juga menjual gudeg. Ide ini sangat bagus dan inovatif sekali, semoga dengan begitu gudeg bisa terkenal di negara-negar lain.

    ReplyDelete
  9. sebuah inovasi yang sangat super sudah dilakukan saudara kita dari jogja. Gudeg yang merupakan sebuah makanan khas Jogja dijadikan Go Internasional "saya sangat salut" hal ini sangat kreatif dan inovatif semoga kedepannya tidak hanya gudeg namun jenis makanan tradisional lain juga harus tembus pasar internasional.

    ReplyDelete
  10. ide yang sangat bagus dan bila sukses di eksport ke berbagai negara itu sangat membanggakan. selama ini indonesia hanya bisa import makanan dari negara lain dan jarang eksport ke berbagai negara. dan semoga lebih banyak lagi makanan dari indonesia untuk di eksport ke semua negara.

    ReplyDelete
  11. inovasi yan baru dan cukup menarik jika melihat gudeg yang biasanya disajikan langsung untuk menambah lauk-pauk makanan sehari-hari masayarakat Yogya khususnya kini dikemasi dalam kemasan kaleng yang mampu menambah umur bertahannya gudeg dalam kaleng selama selama dua-tiga tahun. hal ini menjadi insirasi untuk membuat sebuah inovasi-inovasi baru untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta pada khususnya.

    ReplyDelete
  12. Hebat . ini merupakan gebrakan baru untuk memperkenelkan aneka tradisi bangsa . Dengan adanya gudeg kalengan memungkinkan gudeg ini go internasional dengan cara mengekspor gudeg ini ke berbegai negara . Dengan mengekspornya akan memungkinkan gudeg dikenal diberbagai negara sebagai makanan khas yang dimiliki indonesia .

    ReplyDelete
  13. Upaya dan inovasi yang bagus untuk memperkenalkan makanan khas dan tradisional Indonesia dari Yogyakarta ke internasional. dengan ini diharapkan masyarakat di Gunung Kidul dapat lebih mengoptimalkan cara baru tersebut, bersama LIPI semoga usahadi sektor agroindustri ini dapat berkembang agar perekonomian Gunung Kidul juga meningkat, dengan adanya cara tersebut pemasaran produk ini diharapkan juga dapat tersebar luas di luar negeri agar orang Indonesia yang ada di luar negeri dapat dengan mudah mendapatkan makanan Indonesia tanpa harus mencari restoran Indonesia.

    ReplyDelete
  14. Usaha dan inovasi yang cerdas dari masyarakat gunung kidul, membuat produk dari makanan tradisional dikemas secara tradisional, tentu hal ini dapat memajukan sektor ekonomi masyarakat gunung kidul selain itu makanan khas Indonesia menjadi lebih dikenal

    ReplyDelete
  15. Cerdas dan inovatif, ternyata masyarakat gunung kidul tidak mau kalah dengan daerah - daerah lain di negeri ini. mereka membuktikannya dengan cara mengekspor makanan khas mereka dalam kemasan kaleng. ini sangat membanggakan karena salah satu dari kuliner khas negeri ini bisa mencapai pasar internasional. lanjutkan!.

    ReplyDelete
  16. Sangat luar biasa penemuan gudeg dalam kaleng ini, sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh kita untuk membuat makanan tradisional menjadi makanan kaleng yang bisa diperjual belikan tidak hanya dikota asalnya tetapi di seluruh kota di Indonesia besar harapan agar makan tsb bisa go internasional dan di Jual di Luar Negeri sehingga orang orang asing lebih mengenal indonesia bukan hanya kaya akan kebudayan melainkan kulinernya tidak kalah hebat dan luar biasa.

    Harapan saya juga mudah mudahan langkah gunung kidul ini bisa di tiru dan di modifikasi oleh daerah daerah lain yang memiliki kuliner khasnya masing masing dan di buat kemansan kaleng, coba bayangkan makanan seperti gudeg yang biasanya sulit kita dapatkan di daerah luar jawa, mungkin kini bisa kita dapatkan di supermarket - supermarket di indonesia.

    ReplyDelete
  17. dengan sudah memulainya gunung kiduk mengekspor makanan khas indonesia terutama daerah gunung kidul mudah mudahan pemerintah juga mendukung dan bisa memberikan bantuan modal sehingga bisa memperluas daerah pemasaran yang akan berimbas pada bertambahnya juga lapangan pekerjaan.

    ReplyDelete
  18. Saya bangga atas kerja keras yang dilakukan mereka untuk mengekspor gudeg dalam kaleng, merupakan salah satu contoh usaha yang inovatif. Karena menurut saya, Indonesia merupakan negara yang mempunyai peluang untuk memberdayakan usaha dalam bidang makanan, karena dari Sabang sampe Marauke memiliki makanan khasnya masing-masing. Selain bisa melestarikan kebudayaan Indonesia, ekspor makanan khas daerah seluruh nusantara pun bisa bersaing dalam pasar global karena keanekaragamannya dan tentu rasanya.

    ReplyDelete
  19. Muhammad Haris5/24/2014 10:25 PM

    Setelah membaca artikel ini saya baru mengetahui bahwa ada gudeg dalam kemasan kaleng. Hal tersebut tentu merupakan langkah positif bagi perkembangan kuliner Indonesia. Menurut saya promosi yang dilakukan harusnya lebih gencar dan menyeluruh. Misalkan melalui media sosial dan sejenisnya, sehingga masyarakat akan familiar dengan masakan gudeg dalam kemasan kaleng.

    ReplyDelete
  20. Saya bangga sebagai orang Indonesia khususnya Yogyakarta. Makanan khas Yogyakarta yang dikenal masyarakat bisa dijumpai di kota istimewa ini, ternyata sudah menyebar ke luar negeri.
    Hebatt

    ReplyDelete
  21. saya sangat bangga karena sebagai penikmat kuliner nasional, saya baru mengetahui adanya gudeg di dalam kemasan kaleng dan juga sudah go internasional, ini menunjukan bahwa pola pikir masyarakat semakin maju karena semakin berkembangnya teknologi.

    ReplyDelete
  22. @C10-danu

    yaa...saya bangga dengan tanah kelahiran saya ini.ini memang salah 1 inovasi yang sangat menjanjikan.
    makanan khas yogyakarta sekarang bisa dinikmati dalam kemasan kaleng bahkan sekarang sudah go internasional.tentunya ini semua perlu dukungan dari pemerintah..

    ReplyDelete
  23. Arief Risaldi, @E11-Arief
    terobosan yang sangat baik dari masyarakat gunung kidul yang berhasil memasarkan produk khas kota tersebut hingga mancanegara ,seharusnya pemerintah bisa mengikuti hal tersebut karna produk dalam negri harus di perkenalkan ke dalam negri hingga mancanegara sehingga menekankan angka pemakaian dari produk-produk asing.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.