Pendahuluan:
Pernahkah kamu merasa cemas saat perutmu tiba-tiba mulas? Atau merasa lebih tenang setelah makan makanan sehat? Itu bukan kebetulan. Ilmu pengetahuan kini mengungkap bahwa usus dan otak memiliki hubungan yang jauh lebih erat daripada yang kita bayangkan. Hubungan ini dikenal sebagai gut-brain axis—jalur komunikasi dua arah antara sistem pencernaan dan sistem saraf pusat.
Menurut Harvard Medical School, sekitar 90% serotonin—zat
kimia yang memengaruhi suasana hati—diproduksi di saluran pencernaan, bukan di
otak. Fakta ini menggugah pertanyaan besar: apakah kesehatan mental kita bisa
dipengaruhi oleh apa yang kita makan?
Pembahasan Utama:
Apa Itu Gut-Brain Axis?
Gut-brain axis adalah sistem komunikasi kompleks yang
melibatkan:
- Sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
- Sistem
saraf enterik (jaringan saraf di usus)
- Mikrobiota
usus (triliunan mikroorganisme yang hidup di saluran cerna)
- Sistem
imun dan hormon
Komunikasi ini terjadi melalui berbagai jalur, termasuk:
- Saraf
vagus: jalur utama yang menghubungkan otak dan usus
- Sinyal
kimia: neurotransmiter seperti serotonin, dopamin, dan GABA
- Sistem
imun: peradangan di usus dapat memengaruhi fungsi otak
Mikrobiota Usus: Pemain Utama
Mikrobiota usus bukan hanya “penghuni” pasif. Mereka
berperan aktif dalam:
- Memproduksi
neurotransmiter
- Mengatur
respons imun
- Mempengaruhi
perilaku dan suasana hati
Penelitian dari University of California, Los Angeles (UCLA)
menunjukkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi yogurt probiotik menunjukkan
aktivitas otak yang berbeda dalam area pengatur emosi dibandingkan mereka yang
tidak.
Dampak pada Kesehatan Mental
Gangguan pada gut-brain axis telah dikaitkan dengan berbagai
kondisi, seperti:
- Depresi
dan kecemasan
- Autisme
- Parkinson
- Sindrom
iritasi usus (IBS)
Sebuah studi dalam jurnal Nature Microbiology (2019)
menemukan bahwa individu dengan depresi memiliki komposisi mikrobiota yang
berbeda secara signifikan dibandingkan individu sehat.
Makanan dan Mood: Apa Hubungannya?
Makanan yang kita konsumsi dapat memengaruhi mikrobiota dan,
secara tidak langsung, suasana hati kita. Contohnya:
- Prebiotik
(serat dari pisang, bawang, asparagus) memberi makan bakteri baik
- Probiotik
(yogurt, kimchi, tempe) menambah populasi mikroba sehat
- Polifenol
(dari teh hijau, cokelat hitam, buah beri) mendukung keseimbangan
mikrobiota
Implikasi & Solusi:
Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Gut-brain axis bukan hanya konsep ilmiah—ia berdampak nyata
pada:
- Kualitas
tidur
- Kemampuan
fokus
- Resiliensi
terhadap stres
- Kesehatan
pencernaan dan imun
Solusi Berbasis Penelitian
- Perbaiki
pola makan: Konsumsi makanan tinggi serat, probiotik, dan rendah gula
olahan.
- Kelola
stres: Meditasi, olahraga, dan tidur cukup membantu menjaga
keseimbangan gut-brain axis.
- Hindari
antibiotik berlebihan: Penggunaan antibiotik yang tidak perlu dapat
merusak mikrobiota.
- Pertimbangkan
psikobiotik: Suplemen probiotik yang dirancang untuk mendukung
kesehatan mental.
Kesimpulan:
Gut-brain axis adalah bukti bahwa tubuh dan pikiran kita
saling terhubung secara mendalam. Menjaga kesehatan usus bukan hanya soal
mencegah sakit perut, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan emosional dan
mental. Jadi, lain kali kamu merasa “galau”, mungkin ususmu sedang mencoba
memberi tahu sesuatu.
“We are not just what we eat—we are what our microbes do
with what we eat.”
Sudahkah kamu mendengarkan suara dari dalam perutmu hari
ini?
Sumber & Referensi:
- Harvard
Health Publishing. (2021). The gut-brain connection
- Cryan,
J.F., & Dinan, T.G. (2012). Mind-altering microorganisms: the impact
of the gut microbiota on brain and behaviour. Nature Reviews
Neuroscience, 13(10), 701–712.
- Strandwitz,
P. (2018). Neurotransmitter modulation by the gut microbiota. Brain
Research, 1693, 128–133.
- Mayer,
E.A., et al. (2015). Gut/brain axis and the microbiota. Journal of
Clinical Investigation, 125(3), 926–938.
- Tillisch,
K., et al. (2013). Consumption of fermented milk product with probiotic
modulates brain activity. Gastroenterology, 144(7), 1394–1401.
🔟 Hashtag:
#GutBrainAxis #KesehatanMental #MikrobiotaUsus #Probiotik
#Psikobiotik #MakananSehat #KoneksiUsusOtak #NeurosainsPopuler #IlmuUntukPublik
#KeseimbanganEmosi
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.