Tinjauan dalam perspektif Islam untuk artikel : https://www.kangatepafia.com/2025/05/ekosistem-bumi-jaring-jaring-kehidupan.html
📖 1. Alam Semesta Sebagai
Tanda Kekuasaan Allah
Al-Qur’an berkali-kali menyebut bahwa alam bukan hanya
ciptaan, tetapi juga tanda kebesaran (ayat) Allah yang harus direnungkan
oleh manusia.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal." — QS. Ali Imran: 190
Ekosistem dengan keseimbangan kompleksnya mencerminkan tatanan
ilahi yang teratur dan penuh hikmah. Pohon yang menghasilkan oksigen, laut
yang menjadi tempat kehidupan, dan siklus air yang melestarikan kehidupan—semua
ini adalah manifestasi rahmat-Nya.
🌱 2. Tanggung Jawab
Manusia sebagai Khalifah di Bumi
Manusia diberi amanah sebagai khalifah (pengelola)
atas bumi.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi..." — QS. Al-Baqarah: 30
Peran ini bukan untuk mengeksploitasi, melainkan menjaga
dan memakmurkan bumi. Dalam konteks artikel, tindakan seperti deforestasi,
polusi plastik, dan eksploitasi berlebihan bertentangan dengan amanah tersebut.
🔍 3. Larangan Merusak
Alam
Islam melarang keras segala bentuk kerusakan di muka bumi.
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
setelah (Allah) memperbaikinya..." — QS. Al-A'raf: 56
“Barang siapa menebang pohon secara zalim di bumi, maka
Allah akan timpakan padanya azab di akhirat.” — Hadits Riwayat Ahmad
Fakta dalam artikel tentang hilangnya jutaan hektar hutan,
punahnya spesies, dan rusaknya laut—adalah wujud dari kerusakan yang dilarang
dalam Islam.
☀️ 4. Ekosistem sebagai Rizki dan
Karunia
Ekosistem bumi menyediakan rizki yang menjadi sumber
hidup manusia.
"Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh
berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian yang
bisa dipanen." — QS. Qaf: 9
Tanah subur, air bersih, dan udara segar adalah bentuk nikmat
yang harus disyukuri, bukan disia-siakan. Diet berkelanjutan, edukasi
lingkungan, dan konservasi alam adalah bagian dari syukur aktif terhadap
nikmat-Nya.
🌍 5. Prinsip Moderasi dan
Keseimbangan
Islam mendorong hidup seimbang dan tidak berlebih-lebihan,
yang sejalan dengan gaya hidup berkelanjutan yang dianjurkan artikel.
"Dan makanlah dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan." — QS. Al-A’raf: 31
Membuang-buang sumber daya, mencemari air, dan konsumsi
berlebihan merusak keseimbangan ekosistem dan melanggar prinsip moderasi.
✍️ Kesimpulan: Ekologi dalam
Islam adalah Ibadah
Menjaga ekosistem bukan semata urusan ilmiah, tetapi juga ibadah
dan bentuk penghambaan kepada Allah. Setiap aksi positif untuk melestarikan
alam—dari menanam pohon, mengurangi sampah, hingga advokasi kebijakan
hijau—adalah bagian dari amanah spiritual.
Maka, menjaga keseimbangan ekosistem adalah menjaga
keindahan ciptaan-Nya dan memelihara warisan yang dititipkan untuk generasi
mendatang.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.