Jul 19, 2025

Inilah Rahasia Orang yang Tidak Pernah Overthinking

Pendahuluan: Pikiran yang Tenang, Hidup yang Ringan

"Overthinking bukan tanda kecerdasan, tapi sering kali sinyal bahwa kita belum belajar melepaskan."

Pernahkah kamu bertemu seseorang yang tampak tenang dalam menghadapi masalah, tidak larut dalam kekhawatiran, dan mampu mengambil keputusan dengan mantap?

Mereka seolah memiliki “antibodi mental” terhadap overthinking—kondisi di mana pikiran berputar tanpa henti, menganalisis skenario yang belum tentu terjadi.

Menurut Harvard Health, overthinking dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan insomnia. Namun, ada individu yang mampu menghindari jebakan ini. Apa rahasia mereka?

Artikel ini akan mengungkap perilaku, pola pikir, dan strategi psikologis yang membuat seseorang tahan terhadap overthinking—dengan pendekatan ilmiah, contoh nyata, dan solusi praktis.

Pembahasan Utama

🔍 Apa Itu Overthinking?

Overthinking adalah proses berpikir berlebihan yang tidak menghasilkan solusi, melainkan memperbesar rasa cemas dan ragu. Psikolog Susan Nolen-Hoeksema menyebutnya sebagai “rumination”—pengulangan pikiran negatif yang memperburuk stres dan menghambat pemecahan masalah.

Gejala umum:

  • Sulit tidur karena pikiran aktif
  • Menunda keputusan karena takut salah
  • Terlalu memikirkan komentar orang lain
  • Merasa cemas tanpa alasan jelas

🧠 Rahasia Orang yang Tidak Pernah Overthinking

Berdasarkan studi dan observasi perilaku, berikut adalah kebiasaan dan pola pikir yang dimiliki oleh mereka yang jarang mengalami overthinking2:

1. Menerima Ketidaksempurnaan

Mereka sadar bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Perfeksionisme adalah pemicu utama overthinking, dan mereka memilih untuk fokus pada kemajuan, bukan kesempurnaan.

“Done is better than perfect.” — Prinsip yang mereka pegang teguh.

2. Berlatih Kesadaran (Mindfulness)

Mereka melatih diri untuk hadir di saat ini. Dengan menyadari napas, suara, dan sensasi tubuh, mereka mengurangi kecenderungan pikiran melompat ke masa lalu atau masa depan.

3. Membatasi Waktu Pengambilan Keputusan

Alih-alih menganalisis berlarut-larut, mereka menetapkan batas waktu untuk berpikir dan bertindak. Ini mencegah pikiran terjebak dalam siklus keraguan.

4. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah

Mereka tidak tenggelam dalam “kenapa ini terjadi?” tapi segera beralih ke “apa yang bisa saya lakukan sekarang?”

5. Menjaga Keseimbangan Emosi

Mereka mengenali emosi tanpa menghakimi, lalu mengelolanya dengan cara sehat—seperti journaling, olahraga, atau berbicara dengan orang terpercaya.

6. Menghindari Lingkungan Toxic

Mereka selektif terhadap informasi dan interaksi sosial. Konten negatif dan orang yang suka menghakimi adalah pemicu overthinking yang mereka hindari.

7. Menanamkan Afirmasi Positif

Setiap hari, mereka mengulang kalimat seperti “Saya cukup,” “Saya sedang belajar,” atau “Saya tidak harus sempurna untuk berharga.”

8. Menyadari bahwa Pikiran ≠ Fakta

Mereka tahu bahwa tidak semua yang muncul di kepala adalah kenyataan. Ini memberi jarak antara pikiran dan identitas diri.

📊 Data dan Penelitian Pendukung

Studi

Temuan

Nolen-Hoeksema (2000)

Rumination meningkatkan risiko depresi dan kecemasan

Lyubomirsky (2008)

Afirmasi positif meningkatkan kebahagiaan dan ketahanan mental

Kabat-Zinn (2003)

Mindfulness efektif mengurangi stres dan overthinking

APA (2024)

Lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap pola pikir

⚖️ Perspektif dan Perdebatan

Pandangan Pro:

  • Menghindari overthinking meningkatkan produktivitas
  • Membantu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
  • Menjaga kesehatan mental dan fisik

Pandangan Kontra:

  • Bisa dianggap terlalu impulsif jika tidak disertai refleksi
  • Tidak semua orang cocok dengan pendekatan “langsung bertindak”
  • Butuh latihan dan kesadaran tinggi

Solusinya adalah menemukan keseimbangan antara refleksi dan aksi.

Implikasi & Solusi

🌟 Dampak Positif Hidup Bebas Overthinking

Area

Dampak

Mental

Lebih tenang dan fokus

Emosional

Meningkatkan kepercayaan diri

Sosial

Relasi lebih sehat dan terbuka

Profesional

Pengambilan keputusan lebih efektif

💡 Solusi Praktis untuk Mengurangi Overthinking

  1. Latih teknik “diamkan bola mata” selama 1 menit untuk menghentikan pikiran berlebihan
  2. Gunakan teknik pernapasan 4-7-8 untuk menenangkan sistem saraf
  3. Tuliskan isi pikiran dalam jurnal untuk mengurai kekacauan mental
  4. Batasi waktu berpikir dan tetapkan tenggat untuk keputusan
  5. Alihkan energi ke aktivitas fisik atau kreatif
  6. Berbicara dengan orang yang tidak menghakimi
  7. Gunakan afirmasi positif setiap pagi
  8. Kurangi konsumsi konten negatif di media sosial

Kesimpulan: Tenang Itu Bisa Dilatih

Orang yang tidak pernah overthinking bukan berarti tidak punya masalah—mereka hanya punya strategi mental yang sehat. Dengan menerima ketidaksempurnaan, berlatih kesadaran, dan fokus pada solusi, kita bisa membebaskan diri dari jerat pikiran yang melelahkan.

Pertanyaannya: apakah kamu siap melatih pikiranmu untuk menjadi sahabat, bukan musuh?

Sumber & Referensi

  • Jawa Pos – 8 Perilaku Orang yang Tidak Pernah Overthinking
  • Young On Top – 10 Kebiasaan Anti Overthinking
  • Nolen-Hoeksema, S. (2000). The Role of Rumination in Depression. Journal of Abnormal Psychology
  • Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-Based Stress Reduction. Clinical Psychology
  • Lyubomirsky, S. (2008). The How of Happiness. Penguin Books
  • APA.org – Coping with Anxiety and Overthinking
  • Harvard Health – What Is Overthinking and How to Stop It
  • IDN Times – Tips Mengatasi Overthinking
  • Farhangga.com – Cara Agar Tidak Overthinking
  • Fimela.com – Sikap Mengatasi Overthinking

Hashtag

#Overthinking #PsikologiPraktis #KesehatanMental #Mindfulness #SelfDevelopment #EmotionalAgility #ProduktivitasPribadi #MentalResilience #AfirmasiPositif #LiterasiPsikologis

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.