Apr 22, 2013

Kerusakan Hutan Di Kalimantan


Oleh : Atep Afia Hidayat - Kalimantan meliputi empat propinsi yakni Kalimantan Barat Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim), secara keseluruhan meliputi areal 587.013 km2. Pada tahun 1971 jumlah penduduknya hanya 5,2 juta jiwa, tahun 1980 menjadi 6,7 juta jiwa, tahun 1990 menjadi 9,1 juta jiwa, kemudian tahun 2010 menjadi 13,8 juta jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) antara tahun 1971-1980 mencapai 3,04 persen per tahun, dan antara 1980-1990 menjadi 3,23 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk antara 1990-2010 masih melampaui 2,5 persen. Angka tersebut melampaui rata-rata nasional. LPP yang tinggi terutama disebabkan banyaknya pendatang terutama transmigrasi.

Dengan demikian angka kepadatan penduduk (densitas) pun terus meningkat, jika pad atahun 1971 hanya 10 jiwa per km2, tahun 1980 menjadi 12 jiwa per km2, tahun 1990 mencapai 17 jiwa per km2, dan tahun 2010 melampaui 23 jiwa per km2.

Sebagaimana di pulau-pulau lainnya, penyebaran penduduk di Kalimantan pun tidak merata, daerah yang terpadat ialah Kota Banjarmasin mencapai 8.606 jiwa per km2. Sekitar 17,25 persen penduduk Kalsel bermukim di Banjarmasin. Beberapa daerah padat lainnya ialah Kota Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Kotabaru dan Tanah Laut.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka tekanan terhadap lingkungan pun makin meningkat, terutama terhadap hutan. Bisa dikatakan, makin tinggi LPP makin tinggi pula laju kerusakan hutan (deforestasi).

Menurut Goeltenboth (1992), kerusakan hutan tropis awalnya bisa disebabkan banyak hal, misalnya karena pertumbuhan penduduk, kemiskinan, masalah utang luar negeri dan kondisi perekonomian yang buruk. Namun untuk sebagian besar penyebab utamanya karena perluasan lahan pertanian dan perkebunan, pembangunan berbagai proyek swasta besar, serta eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya kayu.

Sedangkan menyangkut penduduk asli disebutkan, bahwa selama berabad-abad, penduduk asli dalam memanfaatkan hutan tanpa merusak keseimbangan ekosistem. Bisa dikatakan bahwa penyebab utama terjadinya kerusakan hutan ialah akibat sikap rakus sebagian pendatang dalam mengeksploitasi lingkungan.

Diperkirakan penebangan hutan berlangsung dengan kecepatan sekitar 1 persen per tahun, atau sekitar 20-40 hektar hutan hilang tiap menit. Keberadaan hutan tropis, termasuk hutan di Kalimantan, terancam oleh dua kegiatan, pertama adanya penebangan secara selektif, terutama untuk menyediakan bahan baku industru kayu (Logs, sawn wood, palywood); kedua adanya penebangan seluruh areal, baik untuk kegiatan pertanian tebar bakar (slash-and-burn agriculture) atau perladangan, membuka perkebunan, peternakan, pertambangan atau industry kayu.

Menurut Wana Khatulistiwa (1992), dua penyebab utama kerusakan hutan tersebut, jika tidak segera dikendalikan dan diperbaiki skenario antisipasinya, oleh banyak kalangan dikhawatirkan akan memperparah laju deforestasi yang selama ini terjadi.

Dalam jangka panjang kerusakan hutan akan berdampak negatif terhadap kehidupan liar (wildlife), perekonomian global dan lokal, mutu kehidupan masyarakat sekitar hutan dan iklim. Bagaimanapun laju deforestasi harus dikendalikan, terlebih jika mengingat hutan Kalimantan secara ekologi dan ekonomi merupakan salah satu yang terpenting di dunia.

Hutan Kalimantan mengandung ribuan spesies burung, reptil dan amfibi. Selain itu merupakan “bank genetik” untuk keperluan pemuliaan tanaman (plant breeding), serta banyak terdapat tumbuhan obat-obatan dan florikultur seperti anggrek. Selain kayu, hutan di Kalimantan juga menghasilkan tengkawang, damar, bambu, minyak kayu putih, terpentin, gondorukem, rotan, sirap, arang, madu, dan sebagainya.

Fungsi ekologi hutan berkaitan dengan isu mengenai pemanasan global dan bocornya lapisan ozon. Bagaimanapun hutan di Kalimantan memberikan kontribusi yang tak sedikit terhadap keseimbangan ekosistem Kalimantan. Seperti melindungi daerah aliran sungai (DAS), menyeimbangkan berbagai siklus unsur hara dan siklus hidrologi, sumber karbon, mengurangi pencemaran udara dan mempengaruhi iklim mikro. Sudah selayaknya di kota-kota yang memiliki unit-unit industri seperti Bontang, Balikpapan, Banjarmasin, dan sebagainya disediakan areal khusus untuk hutan kota.

Menurut laporan FAO tahun 1989, ternyata laju kerusakan hutan di Kalimantan mencapai lebih dari 600 ribu hektar per tahun, dan merupakan yang paling tinggi dibanding pulau-pulau lainnya di Indonesia. Hal tersebut tentu saja patut digaris-bawahi, jangan sampai laju kerusakan tersebut makin tidak terkendali.

Sementara menurut Save Our Borneo (SOB), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli lingkungan, sekitar Juni 2008 mengungkapkan sekitar 80 persen kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan disebabkan ekspansi sawit oleh perusahaan besar. Sekitar 20 persen karena pertambangan dan area transmigrasi. SOB juga mengungkapkan, berdasarkan prediksi tren 10 tahunan, dari luas Kalimantan yang mencapai 59 juta hektare, laju kerusakan hutan (deforestasi) telah mencapai 864 ribu hektare per tahun atau 2,16%. Kerusakan paling luas terjadi di Kalimantan Tengah, yaitu mencapai 256 ribu hektar per tahun, atau sekitar 2,2 persen per tahun.

Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, tak mustahil suatu saat di Kalimantan terjadi proses penggurunan (desertifikasi). Di Planet Bumi sudah ada Gurun Sahara, Gurun Gobi, dan sebagainya. Nah, jangan sampai ada yang dinamakan Gurun Kalimantan. Sudah semestinya prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan benar-benar diterapkan. (Atep Afia).



19 comments:

  1. Tidak dipungkiri lagi memang hutan-hutan dikalimantan sudah banyak sekali di eksploitasi, penyebabnya bahkan bukan hanya sekedar bencana alam tapi ulah dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kekayaan yang ada di kalimantan seharusnya bisa di jaga dan di olah, karena itu salah satu kekayaan negara kita.

    ReplyDelete
  2. kurusakan hutan diindonesia sudah sangat memperihatinkan, sebenarnya apa sih yg menyebabkan hutan rusak ? penyrbabnya adalah cara pengelolaan hutan yang kurang dan terjadinya pembalakan liar oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang meyebabkan hutan semakin gundul khususnya didaerah kalimantan. jadi jagalah & lestarikan hutan untuk generasi masa depan salam GO GRENN dari saya.

    ReplyDelete
  3. Kalimantan adalah pulau terbesar yang ada di Indonesia dan hampir seluruh wilayah tersebut merupakan hutan tropis dengan macam-macam mahkluk hidup yang terdapat disana, bukan hanya manusia saja yang membutuhkan hutan akan tetapi mahkluk hidup seperti bintang atau yang lainnya memerlukan hutan untuk mereka hidup dan berkembang biak. Sehingga kita sebagai mahkluk yang mempunyai akal harus berfikir untuk sama-sama menjaga hutan agar ekositem yang terdapat didalamnya tidak terganggu.

    ReplyDelete
  4. kalimantan merupakan salah satu pulau dengan jumlah hutan terluas di indonesia. ribuan hektar hutan tertanam disana sehingga tak salah jika banyak sekali pihak yang menggunakan hutan disana untuk kepentingan beragam baik kepentingan nasional maupun kepentingan bisnis. hal yang perlu dihindari adalah eksploitasi hutan secara berlebihan. pemerintah harus lebih tegas dalam menanggapi hal ini begitu pun masyarakat sekitar juga ikut andil dalam hal ini.

    ReplyDelete
  5. Jika bumi diibaratkan memiliki bagian-bagian tubuh maka Pulau Kalimantan adalah paru-parunya. Kalimantan merupakan paru-paru Indinesia dan bahkan lebih besar lagi yaitu paru-paru dunia. Memang berbeda fungsinya dengan paru-paru manusia yang memproduksi oksigen dan mengubahnya dengan karbon dioksida tapi hutan memproduksi oksigen yang bahan bakunya adalah karbon dioksida. Hutan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup dibumi ini. Maka kita selaku warga nehgara Indonesia yang memiliki paru-paru dunia itu haruslah menjaganya dan melestarikan hutan yang berada dalam Pulau Kalimantan bukannya mengeksploitasinya secara berlebih-lebihan atau bahkan sampai merusaknya. Hijaukan kembali Kalimantan supaya paru-paru dunia tersebut dapat berfungsi secara maksimal guna menyuplai oksigen keseluruh dunia.

    ReplyDelete
  6. Hutan Kalimantanmerupakan paru-paru dunia dan mengandung ribuan spesies burung, reptil dan amfibi. Selain itu merupakan “bank genetik” untuk keperluan pemuliaan tanaman (plant breeding), serta banyak terdapat tumbuhan obat-obatan dan florikultur seperti anggrek. Selain kayu, hutan di Kalimantan juga menghasilkan tengkawang, damar, bambu, minyak kayu putih, terpentin, gondorukem, rotan, sirap, arang, madu, dan sebagainya.
    apabila hutan kalimantan terus di rusak maka kehidupan hewan-hewan akan rusak bahkan menyebabkan kepunahan dan akan mengurangi kadar oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.Maka kita harus menjaga dan melestarikan hutan yang ada di bumi ini khususnya kalimantan.

    ReplyDelete
  7. kalimantan memang terkenal dengan hutannya yang luas, tapi jika mendengar hal tersebut sedikit merinding juga. karena jika kerusakan hutan tersebut terus-menerus terjadi, tidak dapat di pungkiri jika 10-20 tahun mendatang hutan di kalimantan akan menjadi kenangan belaka. untuk itu untuk mengmhindari hal tersebut kita semua, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakat biasa harus selalu menjaga dan melestarikan hutan tersebut, salah satunya dengan cara mengurangi tinggkat populasi yang ada disana, pemerataan penduduk di indonesia dan yang paling penting ialah menindak tegas para pembalakan liar ....

    ReplyDelete
  8. Kalimantan memang merupakan hutan yang besar akan tetapi karna slah dan kurangnya penanganan maka banyak pendatang yang seenaknya memanfaatkan hutan untuk melakuakn usaha tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi misalkan dengan menebangi hutan dan dijadikan perkebunan kelapa sawit maupun pertambangan mungkin kalau kuranggnya penanganan 10thn mendatang sebagian hutan di kalimantan akan hilang dan salah satu cara untuk mencegah hal tersebut harus diberlakukan peraturan tentang seberapa hektar yang boleh di pakai untuk mendirikan usaha dan memberikan sangsi yang tegas kepada pelanggarnya serta mengajak masyarakat dan tokoh-tokoh adat setempat untuk berperan serta dalam menjaga dan melestarikan hutan dan mengadakan penghijauan di semua wilayah kalimanntan agar hutan di kalimantan tidak hilang.

    ReplyDelete
  9. kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak hutan dan bisa dikatakan kalimantan adalah paru-parunya dunia karena hutan tropis yang melimpah disana. tapi amat sangat disayangkan karena ulah manusia hutan kalimantan setiap minggunya pasti ada yang terbakar karena terlalu di eksploitasi oleh manusia. semua berawal dari keserakahan dan keegoisan hingga dapat merugikan orang lain bahkan hilang. sebaiknya pemerintah melakukan peyuluhan agar hutan kalimantan tetap terjaga.

    ReplyDelete
  10. kalimantan merupakan pulau yang masih memiiki banyak hutan yang sangat luas yang di dalamnya masih terdapat spesies flora dan fauna di dalamnya.jika hutan di kalimantan hilang akibat dari eksploitasi yang berlebihan maka indonesia akan merugi karena daerah kalimantan merupakan paru aru dunia dan juga indonesia

    ReplyDelete
  11. Kalimantan merupakan pulau terluas di indonesia dam memiliki banyak hutan . Namum karena ulah manusia itu sendiri hutan hutan yang ada meenjadi rusak . Seharusnya mereka sadar betapa pentingnya hutan bagi kehidupan mereka karena hutan memberikan sumber hayati

    ReplyDelete
  12. Sekarang ini banyak perusahaan yang melirik lahan di Kalimantan yang dipakai untuk lahan kelapa sawit atau pembangunan infrastruktur. Memang hal itu berdampak buruk pada environment sekitarnya. Namun, banyak perusahaan tetap bertanggung jawab akan hal tersebut dengan adanya environmental person.

    ReplyDelete
  13. jadi semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin akan memperpadat suatu wilayah dan semakin mempersempit lokasi hutan yang mengakibatkan kebanyakan hutan di tebangi untuk lahan pertanian dan belum ditabah pihak luar yang meng eksploitasi dan tanpa memperhatikan kerusakan yang terjadi.

    ReplyDelete
  14. Kalimantan adalah daerah yang memiliki populasi manusia yang cukup sedikit. Mengapa sekarangpun ikut rusak?
    Tidak lain tidak bukan karena pertumbuhan penduduk. Namun disini bukan pertumbuhan penduduk di Kalimantan, melainkan di daerah lain terutama Pulau Jawa. Kalimantan menjadi tujuan transmigrasi dan hal itu tidak bisa mencegah kerusakan yang terjadi di daerah Kalimantan.

    ReplyDelete
  15. Andiny Arifin - @C23-ANDINY
    Sedih memang mengingat hutan tropis Kalimantan yang merupakan salah satu paru-paru dunia, setelah hutan Amazon di Brazil, tapi juga sebagai pendonor masalah udara karena kebakaran hutan yang sudah sangat sering terjadi. Alasanya entah memang karena slash-and-burn agriculture yang tidak terkendali atau karena unsur kesengajaan pengusaha swasta yang melakukan illegal logging. Pemerintah juga kurang memperhatikan kelestarian hutan di Kalimantan. Jika hutan-hutan tropis di Kalimantan yang merupakan bank genetik dijadikan Taman Nasioanl atau cagar alam dan menghukum siapa pun dalang perusakan hitun mungkin kejahatan lingkungan dapat ditekan.

    ReplyDelete
  16. Hartandi Januar - @B19-HARTANDI
    Menurut pendapat saya, pemerintah daerah harus mengawasi apa yang dilakukan masyarakat sekitar untuk meminimalkan kerusakan lingkungan pada daerah sekitar dengan cara patroli dan memberlakuakan hukuman yang berat bila ada masyarakat sekitar yang merusak lingkungan pada daerah tersebut.

    ReplyDelete
  17. Muhammad Soim, @B20-SOIM

    Menurut pendapat saya saat ini Pemerintah dihadapkan pada keadaan yang "dilematis", disatu sisi hasil devisa dari ekspor sawit sangat tinggi, yang bahkan pada juni ditahun 2016 ini mencapai 100T (sumber: http://gapki.id/) ini sangat berkontribusi pada penghasilan negara. Sementara disisi lain atau disisi negatifnya, kerusakan yang diakibatkan oleh industri sawit sangat menghawatirkan karena berdampak pada ekosistem khususnya wildlife.

    Namun demikian pemerintah harusnya memberikan regulasi yang ketat atau dengan aturan yang dapat bertimbal balik kepada lingkungan itu sendiri. Agar kondisi hutan dikalimantan ataupun daerah lainnya di Indonsia dapat diperbaiki, serta mencegah akan adanya "Gurun Kalimantan" pada puluhan tahun mendatang.
    Demikian, terima kasih.

    ReplyDelete
  18. Samuel Aditya Oka H. @E20-Oka, @Tugas B05

    Saya rasa memang perlu regulasi yang ketat tentang pembukaan lahan di Kalimantan agar ekosistem yang ada tidak ikut rusak, sehingga keseimbangan alam yang ada disana tetap terjaga.

    ReplyDelete
  19. Dendi Anggara (@M28-DENDI)

    Ekpoitasi Sumber Daya Batu Bara dan tidak ada nya hukuman bagi pengusaha batu bara untuk merelokasi area ekpoitasi merupaka masalah yang berdampak besar terhadap keberlangusngan hutan di kalimantan. dan Artikel yang di buat tahun 2013 ini akan semakin menarik jika di angkat terhadap issue kekinian yaitu pemindahan ibu kota pemerintahan ke kalimantan timur. sungguh kerakusan kita lah yang akan menghancurkan kita jua.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.