Apr 23, 2013

Diabetes Mellitus Mengancam

Oleh : Atep Afia Hidayat - Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Ancaman diabetes kini semakin meluas, berdasrkan data dari Federasi Diabetes Dunia (IDF), pada tahun 2030 mendatang sebanyak 552 juta orang akan terkena diabetes. Terjadi peningkatan sekitar 200 juta orang dari jumlah penderita tahun 2011 ini, yang mencapai 346 juta orang. Sementara data tahun 2009 lalu, jumlah pengidap mencapai 285 juta orang.

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia ? Mengacu pada hasil Riset Kesehatan Dasar (RKD), Depertemen Kesehatan (Depkes) tahun 2008, menunjukkan prevalensi pengidap Diabetes sekitar 5,7 persen dan Pradiabetes 11,4 persen. Riset tersebut melibatkan 24.417 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan angka prevalensi tersebut, dapat diperkirakan penderita Diabetes saat ini (jumlah penduduk 238 juta orang) mencapai sekitar 13,56 juta orang dan penderita Pradiabetes sekitar 27,13 juta. 

Kasus Diabetes juga menunjukkan fenomena gunung es, sekitar duapertiga tersembunyi dan hanya sepertiga yang muncul ke permukaan. Adapun yang dimaksud Pradiebetes ialah mereka yang hasil pengujian kadar gulanya berada pada posisi abu-abu, dengan kata lain angka kadar gula relatif lebih tinggi dari angka normal, namun belum masuk angka katgori pengidap Diabetes.

Menurut catatan Wikipedia, Diabetes mellitus (DM)  yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari: Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya; Defisiensi transporter glukosa; atau keduanya.

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Diabetes mellitus diklasifikasikan berdasarkan perawatan dan simtoma, terdiri dari:

Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin

Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance (GIGT) dan gestational diabetes mellitus (GDM).

Sementara menurut Dr. Manny Alvarez (dalam Foxnews.com), dua puluh tahun yang lalu, Diabetes tipe 2 hampir tidak pernah terjadi pada anak-anak dan orang-orang berusia muda. Menurutnya, Diabetes tipe 2  masih dapat dicegah, terutama  dengan perubahan gaya hidup serta mementingkan  olahraga dan diet. Sebuah studi paling mutakhir mengidentifikasi dan merekomendasi lima kebiasaan sederhana yang dapat mengurangi risiko seseorang terkena diabetes sebanyak 80 persen, yaitu:  Diet yang sehat, termasuk perbanyak menkonsumsi buah-buahan dan sayuran; Berolahraga atau latihan fisik minimal tiga kali seminggu, minimal 20 menit; Menjaga berat badan normal (BMI antara 18,5 dan 24,9).

BMI (Body Mass Iindex) atau Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan, BMI kurang dari 18,5), Normal (BMI 18,5 – 24,99), Overweight (kelebihan berat badan atau pre-obesitas, BMI 25 – 29,99) dan Obesitas (kegemukan, BMI di atas 30). Rumus atau cara menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²).

Kebiasaan sederhana lainnya yang direkomendasikan ialah: Menjauhkan diri dari kebiasaan merokok dan jauhi meminum alkohol. Namun para ilmuwan sepakat, bahwa faktor yang paling efektif adalah terhidar dari Diabetes ialah  menjaga berat badan supaya tetap dalam kondisi normal. Dijelaskan pula oleh Dr. Manny Alvarez, bahwa Pria dengan berat badan normal adalah 70 persen lebih rendah untuk terserang Diabetes dibandingkan pria kelebihan berat badan atau obesitas. Sedangkan wanita dengan berat badan normal adalah 78 persen lebih rendah untuk terkena Diabetes. Di sisi lainnya ada kabar gembira bagi orang gemuk, yaitu jika mengadopsi minimal  satu faktor gaya hidup  yang sehat, seperti berolahraga tiga kali seminggu, maka risiko terkena Diabetesnya akan berkurang.

Ternyata ancaman Diabetes makin meluas, bisa menimpa mulai dari Balita sampai Lansia. Dalam hal ini dr. Arief Nasuha, Sp.PD, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam (dalam Jurnalbogor.com), mengungkapkan Empat Pilar Pengobatan Diabetes. Empat pilar pengobatan penyakit Diabetes ibarat sebuah kursi dengan keempat kakinya, empat pilar ini saling menopang agar kursi dapat berdiri tegak. Menurutnya, bila keempat pilar itu dijalankan, kadar gula darah dan komplikasi bisa terkontrol.  

Keempat pilar tersebut ialah : Pertama  edukasi atau pendidikan. Pendidikan di sini meliputi pentingnya mengendalikan dan memantau DM sampai ke perawatan diri; Kedua adalah pengaturan gizi dan diet makanan. Salah satu kunci keberhasilan pengendalian gula darah adalah masalah pengaturan diet makanan. Komposisi diit juga harus sesuai yaitu karbohidrat 68 persen, protein 10 hingga 12 persen, dan lemak sisanya; Ketiga ialah latihan jasmani. Tujuannya, tak lain untuk menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan serta memperbaiki sensitifitas insulin sehingga memperbaiki kendali gula darah; Keempat ialah terapi obat atau farmakologis. Terapi ini berupa tambahan pemberian obat-obatan jika sebelumnya sasaran gula darah belum tercapai dengan diet dan latihan jasmani.

Ada pepatah yang mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Melalui upaya pencegahan sedini mungkin sebenarnya Diabetes mellitus bisa dihindari. Faktor gaya atau sikap hidup menjadi factor penentu. (Atep Afia).

6 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Benar sekali mencegah lebih baik daripda mengobati. Akan tetapi banyak masyarakat Indonesia yang tidak bisa menjaga kebiasaan mmemakan segala.

    ReplyDelete
  3. Menurut catatan Wikipedia, Diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari: Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya; Defisiensi transporter glukosa; atau keduanya.
    @B21-Djarwoto

    ReplyDelete
  4. Benar sekali mencegah lebih baik daripda mengobati. Akan tetapi banyak masyarakat Indonesia yang tidak bisa menjaga kebiasaan mmemakan segala.

    B33-Fitria

    ReplyDelete
  5. dengan adanya pengetahuan ini mari kita lebih aware lagi terhadap kesehatan kita, dan mohon untuk tetap menjaga kesehatan dengan baik.

    @C20-ERNA

    ReplyDelete
  6. Priyo Dwi Wijaksono @E17-Priyo, @Tugas B05

    Biasanya orang Indonesia tidak begitu bisa menilai presentasi nilai suatu makanan yang sehat itu seperti apa, Maka mereka dengan seenaknya makan makanan yg tidak sehat. Dengan demikian kita harus saling mengingatkan kepada sesama untuk tidak banyak makan makanan yg banyak mengandung karbohidrat dan juga lemak jahat, agar angka diabetes mellitus di Indonesia menurun.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.